26.

558 40 6
                                    

"Neira mana Ju?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Neira mana Ju?"

Pertanyaan Adrian membuat Juan dan Pandu mengalihkan pandangan dari hidangan sekilas. "Di kamarnya paling," Juan menyahut pendek sembari mengunyah suapan terakhirnya.

Waktu menunjuk pukul delapan pagi. Sebetulnya, kegiatan sarapan ini merupakan hal baru bagi mereka kaum nocturnal. Karena biasanya saat menginap, mereka bangun paling pagi jam sepuluh. Sekalipun pernah lebih pagi, itu pasti dikarenakan urusan toilet— lalu tidurnya disambung lagi.

Terpaksa mereka harus membuka mata lantaran Adrian tak enak pada Raya dan Joe tadi pagi membangunkan mereka. Toh, menu sarapannya memang enak. Ada udang tepung, ayam teriyaki, dan tumis capcay, juga kerupuk putih.

"Gak sarapan tuh dia?"

"Dia tuh tipikal mandi dulu sebelum sarapan," sahut Juan dengan pipi mengembung sebelah, menampung ayam teriyaki dan nasi.

"Caelah apal banget," Adrian memajukan bawah bibirnya, mengejek.

"Kalo mafa-mifanya tau juga, Ju?" Pandu ikut-ikutan.

Juan tak menyahut, ia hanya memutar matanya dengan raut malas dan menelan kunyahan terakhirnya. Lalu meraih gelas mineral dan meneguknya.

Pandu dan Adrian tertawa. "Masih lama nggak sih dia?" Tanya Adrian.

Juan menjauhkan gelas dengan kening mengerut. "Kenapa sih emang?"

"Mau minta foto semalem."

"Yaelah, kirain apa."

"Gue minta nomer dia boleh gak?"

Pandu berhenti mengemut jarinya, tangannya masih menempeli bibir. "Yaelah lu," cibirnya, menatap Adrian di depannya lalu ke Juan di sebelahnya. "Parah bener, belom apa-apa udah nyalip."

"Kagak, Ju. Sumpah gak gitu."

"Rese ye lo berdua lama-lama." Juan menjauhkan gelas dari bibirnya, dengan raut datar— berbanding terbalik dengan intonasinya yang dingin.

"Marah-marah mulu. Masih pagi, ege." Adrian terkekeh disela kunyahannya. "Push rank kali ya abis ini?"

Juan mengangguk dengan alis tertaut. "Jadi."

"Gue nggak dulu dah." Pandu meminum mineralnya.

"Lah napa? Cemen amat."

"Tau lo, gak asik bener." Adrian menambahi.

"Nanti aja dah gue."

Sebelum membujuk Pandu untuk push rank lagi, mereka bertiga refleks menoleh mendengar suara perempuan dari arah kiri membawa piring, lalu menarik kursi di sebelah Adrian.

"Halo semua!"

"Hai, Neira!" Pandu menyapa balik.

Pandu dan Adrian beradu pandang, melirik Juan yang hanya merespon Neira dengan gerakan kepala.

Reunion of The Year | ✓ Where stories live. Discover now