XXXVIII •Dalam belenggu•

3.8K 246 45
                                    

🎶 Playing song : Krisdayanti - Menanti cinta 🎶

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎶 Playing song : Krisdayanti - Menanti cinta 🎶

“Bukan lagi perihal mencari kebahagiaan. Tapi kini tentang dihargai atau tidaknya segala hal jerih payah yang kau lakukan, sekecil apapun itu.”

SELAMAT   MEMBACA
.
.
.
.
.

—Preview bab sebelumnya...

     “Aku gak mau hanya karena begini, aku di kasihani.”

     “Bukan begitu, Re ... Abang—

     “Makasih udah di obatin. Regi pamit, Assalamualaikum.”

     “Bisa gak 'sih acuhin aja gua kayak dulu? Saat lo semua benar-benar gak peduli ada apa enggaknya gua.”

     “Apa harus sekarat dulu baru gua di peduliin?”

    

🎀

     Setelah memastikan jika anaknya telah memasuki kamar, Adli lekas berjalan menuju ruang kerjanya—melepas jas dikenakannya lalu duduk menghadap jendela kaca besar.

     Tak lama tangan kanannya mengeluarkan satu buah puntung rokok dari dalam wadah lalu memantiknya dengan korek.

    Asap mengepul di udara, menyisakan bau khas dari benda kertas yang berbentuk silinder—dimana akan memberikan efek santai dan tenang bagi siapapun yang menghirupnya. Termasuk Adli, seorang pengusaha yang sudah hampir bertahun-tahun lamanya menjadi duda.

     Dalam beberapa menit yang berjalan, Adli masih begitu menikmatinya. Hingga ponsel yang tergeletak mati di meja tiba-tiba berdering—menimbulkan bunyi yang sedikit nyaring.

     Sebelah mata Adli memicing, lalu berbalik dan lekas mengangkat ponsel tersebut.

     “Halo?” Adli mengeluarkan suara yang terdengar begitu dalam.

     “......“

     Mencoba mendengarkan penjelasan seseorang yang tentu Adli kenal dari sebrang sana. Tak ada raut yang Adli pancarkan selain memasang wajah datar dengan mulut yang masih menghisap rokok.

     Hingga tepat saat jam dinding berdenging, di situlah raut yang tadinya tenang seolah tak ada apa-apa berubah derastis. Rahang Asli tampak mengeras, bahkan tangannya sudah mengepal erat di atas meja.

Another Pain [END] ✔Where stories live. Discover now