XXI •Pupusnya sebuah asa•

4.1K 270 15
                                    

Playing song : Vierra - seandainya (cover)

HAPPY READING

“Bagaimana rasanya di berikan kasih sayang yang begitu dalam oleh seorang Ayah? Aku ingin merasakannya lagi, menemani dewasaku yang sunyi.”

—Regi Sabiru

⚠️ Baca part sebelumnya agar tidak lupa ⚠️

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

⚠️ Baca part sebelumnya agar tidak lupa ⚠️

     Regi meremat ponselnya terlampau erat setelah ia bertukar pesan dengan Bima

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

     Regi meremat ponselnya terlampau erat setelah ia bertukar pesan dengan Bima. Matanya mendadak panas dan basah, Regi mencoba menengadahkan kepala ke atas—lalu mengerjapkan kedua matanya, berharap air mata itu tak merembas keluar.

     Ada sesak dan sakit di dalam sana saat Regi memilih untuk pergi. Tapi, untuk bertahan di antara ketidak pastian dan kehilangan harapan dari sosok lelaki bernama Ayah—jauh lebih sakit.

     Selama ini Regi hidup tanpa tujuan, selama ini Regi bertahan tanpa harapan. Ia hanya ingin suatu saat Ayahnya melihat kehadirannya, memperlakukan dirinya layaknya anak di luaran sana. Akan tetapi, Regi tak yakin jika itu akan secepatnya terjadi.

     "Hah..."

     Helaan napas panjang keluar dari celah bibir Regi yang terbuka. Dengan masih berdiri di antara banyaknya pejalan kaki yang berlalu lalang.

     Dan mata Regi tak henti-hentinya menangkap momen dimana seorang anak yang begitu asyik bercengkerama sembari bergurau lepas dengan orang tuanya.

     Regi tersenyum miris, ia iri dengan anak itu. Ia ingin sekali berada di posisi anak itu. Ia ingin keluarganya seperti keluarga nak itu.

     Bruk!

     "Ssh, akh..."

Another Pain [END] ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat