XXVII •Rasa yang terpendam•

3.5K 275 29
                                    

🎶 Playing song : Hyorin (Sistar) - Crazy of you 🎶

HAPPY READING

“Memang tidak ada yang tidak mungkin jika takdir sudah berkata, tapi apakah mungkin kita akan kembali bersama walau sempat saling membenci.”

—Regi Sabiru

— Another pain —

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

— Another pain —

⚠️ Baca part sebelumnya agar tidak lupa ⚠️


      Regi tak suka berlarut-larut dalam kesedihannya, meski ia tahu jika keadaan yang ia terima kali ini begitu berat. Akan tetapi, akan terasa lebih berat jika ia hanya duduk terdiam sembari meratapi nasibnya yang malang.

     Bagaimanapun juga, ia harus tetap bergerak dan menjadi sosok Regi seperti hari-hari sebelumnya.

     Lantas, sosok seperti apa yang kalian dambakan dari seorang Regi? Tak ada masa depan cerah, hidup berantakan, di benci keluarga, tak punya tempat tinggal dan masih banyak lagi kekurangan—atau lebih bisa di katakan begitu menyedihkan.

     Dengan napas berat Regi mencoba mati-matian untuk melupakan apa terjadi hari ini, ia yakin ia bisa menjalaninya walau sekalipun tak ada sosok yang ikut andil dalam menyemangati hidupnya.

     Seperti sosok Ayah begitu? Jangan harap, ia tak akan lagi menerima kata-kata semangat dari sosok itu.

     Ia hanya seorang lelaki pembawa kesialan keluarga.

     "Regi," panggil seseorang dari arah belakang, sontak Regi terbangun dari lamunannya yang panjang. Ia mengerjap sesaat, ia lupa jika ia berada di tempat kerja.

     "Ini tolong antarkan ke meja nomor tiga."

     Kepala Regi lekas mengangguk, dengan ramah ia lekas menjalankan tugasnya. Meski hari ini tubuhnya terasa campur aduk, Regi tetap harus bekerja—setidaknya ia akan membuktikan kepada sang Ayah kalau ia juga mampu membiayai hidupnya sendiri.

     Senyuman palsu di balik hatinya yang terluka, Regi memberikan senyuman hangatnya pada setiap pengunjung yang beramai-ramai datang. Ia cukup senang walau sedikit kewalahan karena suasana kafe sore ini sedikit padat.

     Matanya menatap beberapa meja yang sudah penuh, ada yang berpasang-pasangan, ada yang datang seorang diri juga ada yang datang berbondong-bondong bersama keluarga.

     Andaikan ia ada di sana, duduk bersama dengan keluarganya pasti akan terasa begitu indah. Sayangnya hanyalah angan-angannya saja, itu tak akan mungkin terjadi.

Another Pain [END] ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin