17. Belajar berhitung.

1.7K 264 58
                                    

. Request by wxyizhan
.
.
.
.

Suoer membawa tas keropinya ke ruang tv. Bocah gembul itu juga menyalakan televisi yang berisi chanel lagu-lagu anak, Yibo duduk di atas kursi sambil memainkan game yang ada di phonselnya hari ini Daddy sudah ada dirumah karena Papa pergi bekerja. Jadi Yibo memutuskan untuk pulang cepat agar ada yang menemani putra gembulnya bermain.

Suoer membongkar tas kodok hijaunya. Balita itu mengeluarkan beberapa balok angka yang memang sudah ia bawa ke sekolah tadi.

Yibo yang masih asik bermain game sempat melirik ke arah bocah gembul itu yang nampak asik dengan dunianya sendiri syukurlah putranya anteng dan tidàk membuat keributan.

Suoer menyusun balok-balok angka memanjang seperti kereta.

Bocah gembul itu berhasil  menyusun balok angka sampai sepuluh tapi ketika sampai ke angka sebelas dan seterusnya Suoer sempat berhenti sejenak kemudian mengambil botol susu disebelahnya, bocah itu sibuk berpikir sambil menghisap botol susu, balita itu rupanya agak kebingungan.

"Sebelas, lima belas, delapan belas, dua puluh." Suoer menaruh acak balok angka 11 sampai 20. Dia bertepuk tangan bangga, "Yah ini sudah benal, Suoel memang pintal."

Yibo melirik kembali apa yang tengah dilakukan bocah imutnya itu.  'Bermain ular-ularan rupanya,' Batin yibo melihat banyaknya balok-balok angka yang disusun layaknya kereta api yang memanjang.

"Putra daddy bermain ular- ularan dengan balok angka?" tanya Yibo. Pria itu ikut turun dari sofa kemudian duduk di karpet berbulu yang lembut.

"No daddy, Suoel sedang belajal belhitung... look belhitung sampai angka 20," ujarnya sambil menunjukan balok angka susunanya pada yibo. " Ulutanya benal kan, Suoel pintal." lanjutnya membanggakan diri.

Yibo menepuk jidatnya " ini salah, Seharusnya seperti ini." Yibo menyusun balok-balok angka dengan benar hingga tersusun rapi hingga angkanya berurutan.

"Suoel tidak yakin..."Ujarnya sambil mengamati susunan angka yang telah disusun rapi oleh Yibo.

"Apanya yang tidak yakin, ini sudah benar." Yibo berkomentar.

"Tapi sepeltinya salah.." ujar bocah kelebihan lemak itu sambil berpangku tangan, lagi- lagi Suoer berkomentar layaknya orang yang lebih tau dari Yibo.

"Ini sudah benar dan daddy lebih pintar darimu," ucap Yibo menyombongkan diri.

Bocah itu mengembungkan pipinya sebal karena dikatai tidak pintar. " Suoel juga pintal dan daddy salah."

"Itu benar!"

"Salah!" bocah mungil itu berseru.

"Daddy benar dan Suo yang salah.

Balita itu makin cemberut dengan pipi yang semakin menggembung menahan amarah, karena kesal Suoer melemparkan botol susunya pada Yibo. Lalu menangis, Dan berlari meninggalkann daddynya, Suoer ngambek!

Yibo menghela nafas, melihat bocah gembul itu berlari ke arah kamar mereka. Hei, Sebenarnya apa yang kau harapkan dari anak usia tiga tahun yang baru belajar berhitung. Kenapa Yibo harus berdebat. Seharusnya ayah muda itu mengajari putranya bukan malah berdebat.

Yibo tanpa membereskan dulu semua mainan yang berantakan di atas karpet, segera menyusul sang putra. Bisa gawat bila putranya mode merajuk seperti itu dia akan mengadu macam-macam pada papa kelincinya. Yibo tidak mau terkena amukan Zhan, oke.

Yibo langsung menuju kamar sang putra dan membuka pintu kamarnya pelan-pelan.

"Suoer sayang apa kau di dalam?" Tanya Yibo sambil mengintip dari arah pintu.

The Story of Little Wang ( End S1✔)Where stories live. Discover now