18. Berdiri Sendiri

77 18 0
                                    

Maaf baru update lagiii *bow*

Beberapa bulan ini, thor lgi penelitian di lab. Cuapeknya ga ketulung wkwk belum lagi setresnya. Semoga readers masih setia nunggu ya.

[WARNING! TYPO]

Hartepak menyambut mereka kala ketiganya turun dari geladak kapal. Dia bertukar pelukan dengan Neferuti, sebelum Ini-Herit mengenalkan Resnet kepada wanita paruh baya itu. Kemudian, Hartepak membawa mereka ke wilayah tempat terjadinya wabah.

"Semua orang yang menderita gejala sama dibawa ke tempat ini," kata Hartepak, sesampainya mereka di posko tempat pusat wabah terjadi. "Per Ankh di sini tidak mampu untuk menyelamatkan mereka lagi, sehingga pejabat daerah memusatkan pemulihan mereka di sini."

Ini-Herit memandang berkeliling, mata ambarnya awas menatap lingkungan.

"Tempat ini lebih tepat disebut kamp konsentrasi," bisik Resnet, yang disetujui oleh Hartepak.

Posko tersebut tak lebih dari dua tenda besar yang terbuat dari kain tebal berwarna kekuningan, dengan terpal di atasnya untuk melindungi dari hujan. Di sekeliling area, terpasang tali pembatas. Terdapat banyak amulet yang digantungkan di atas tali tersebut, meminta mukjizat kepada Dewa-Dewi yang ada.

Neferuti dapat melihat beberapa orang keluar masuk tenda.

"Tempat ini sangat tidak mendukung untuk penyembuhan. Bagaimana mereka akan membaik?" tanya Ini-Herit kepada Hartepak.

"Kami sudah bicara, tetapi pejabat daerah tidak ingin mendengar," ada kebencian dalam suara Hartepak. "Apa yang sudah kalian temukan di Alexandria? Kudengar Baginda Pharaoh mengutus kalian langsung ke sini."

"Banyak sekali, yang bisa menjawab semua teori ini," sahut Neferuti segera. "Dimanakah kita bisa berdiskusi, Nyonya?"

"Tidak di sini, pastinya," jawabnya. "Resiko tertular sangat tinggi di sini. Ayo, kita berdiskusi di rumahku."

Maka, keempatnya segera pergi menuju rumah Hartepak.

Ketika Neferuti menginjakkan kakinya kembali di ruang depan rumah itu, beberapa kenangan kembali berputar di kepalanya. Dia ingat, bagaimana waktunya habis dengan membaca di pojok ruang depan, dan berlatih di dapur mengenai berbagai macam jenis herbal.

Mereka duduk mengitari sebuah meja. Resnet mengeluarkan gulungan-gulungan papirus yang berisi catatan diskusi mereka sebelumnya.

"Para Wab melakukan ritual secara rutin tiap satu windu," jelas Hartepak, duduk di hadapan mereka sambil bersedekap tangan. "Aku tidak seharusnya mengatakan ini, tetapi tindakan mereka sia-sia."

"Ritual harus bersamaan dengan usaha," ujar Ini-Herit sambil lalu.

Kemudian, Ini-Herit menjelaskan secara detail mengenai temuan mereka, termasuk papirus yang ditulis para Wab, gulungan bangsa Jain, dan catatan bangsa Roma dan Yunani.

"Jadi, bisa disimpulkan kalau nigoda ini menyebabkan segala wabah mengerikan," kata Hartepak, setelah Ini-Herit selesai menjelaskan. "Dan sepertinya, tidak ada cara ampuh menghilangkan penyakitnya. Hanya ramuan untuk membantu melewati rasa sakit, yang bisa kita berikan."

"Beberapa papirus menyarankan pembedahan, tetapi resiko kegagalan sangat tinggi," kata Ini-Herit. "Jawaban paling memungkinkan adalah catatan bangsa Yunani. Pemberian udara segar yang intens dan konsumsi susu yang telah dipanaskan secara rutin dapat membantu penyembuhan."

"Bangsa Jain juga menganjurkan untuk konsumsi makanan berdaging yang dimasak dan istirahat yang cukup," tambah Neferuti.

"Berarti, kita harus memberikan penyuluhan terhadap masyarakat," kata Resnet. "Dan memantau kondisi mereka setiap hari."

The Rain on The GrassNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ