16. Di Sebuah Festival Opet

127 19 4
                                    

Halo semua, apa kabar? Short update: saya sibuk banget bangeet hehee. Maaf udah hiatus berbulan2.

Vote, comment, share.

[WARNING! TYPO]

Imo-Waru kembali ke Aswan beberapa hari kemudian, setelah berjalan-jalan di Alexandria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Imo-Waru kembali ke Aswan beberapa hari kemudian, setelah berjalan-jalan di Alexandria. Neferuti mengantar Imo-Waru ke pelabuhan dengan penuh terima kasih. Dia memberikan sebotol madu sebagai hadiah kepada Imo-Waru.

"Jika kau masih ingin belajar, datanglah kepadaku," kata Imo-Waru, sebelum ia naik ke kapal. "Aku akan mengajarkanmu dengan sepenuh hati. Kau memiliki tekad kuat, dan aku yakin kau bisa melakukannya."

Neferuti tersenyum, "Terima kasih, Imo-Waru. Aku akan berkunjung lagi di lain waktu."

Kapal pun berlayar meninggalkan Alexandria. Neferuti menunggu disana hingga layar kapal tidak terlihat lagi.

Hari demi hari berlalu, lalu minggu demi minggu. Tidak terasa, satu bulan penuh sudah terlalui. Sungguh waktu yang cepat berlalu, menurut Neferuti. Dia bertemu banyak pasien tiap harinya, jadi waktu yang ia gunakan hanya dihabiskan untuk menyortir herbal, menulis papirus, kemudian merebus ramuan.

Namun menurutnya, tidak ada yang lebih bekerja keras dibanding Resnet. Pemuda itu tiba-tiba saja memiliki banyak pekerjaan, yang Neferuti sendiri tidak tahu kenapa ia melakukannya. Seperti menyusun ulang papirus, atau menulis ulang laporan yang telah rusak.

"Apa yang sedang merasukimu, Resnet?" tanya Neferuti, ketika ia menemukan Resnet yang masih menuli dengan Reed-nya. Hari mulai sore saat itu, tetapi Resnet tidak beranjak dari duduknya. Di hadapannya, gulungan papirus berserakan.

"Dia seperti kerasukan Osiris, tidakkah kau pikir begitu?" tanya Tess, seorang scriber perempuan remaja, yang tengah membantu Neferuti menyusun papirus lainnya.

Resnet yang merasa tersinggung, buru-buru menoleh kepada mereka. "Sebentar lagi festival Opet akan dimulai, kalian lupa?" tanyanya. "Akan ada parade besar, jadi aku ingin memperbaiki semua ini. Aku tidak ingin siapa pun tiba-tiba menyuruhku untuk bekerja dan menggagalkan rencana ini."

"Ayolah, swnw Resnet," kekeh Tess. "Apa yang ingin kau saksikan? Itu hanya festival pemindahan Amun-Ra. Oh, aku tidak bermaksud jahat, tetapi perbuatanmu ini berlebihan."

"Katakan sesukamu. Aku hanya ingin melihat arakan Baginda Pharaoh," katanya, kembali menulis.

"Adakah yang menarik dari arak-arak Pharaoh?" tanya Neferuti, ingin tahu. Pasalnya, dia belum pernah melihat arak-arakan secara langsung. Dia bahkan tidak ingat dimana dirinya ketika festival itu berlangsung.

"Banyak!" seru Resnet, antusias. "Hmmm ada tandu, emas, prajurit tampan, dayang cantik, makanan. Dan kau bisa merasakan kehadiran Pharaoh walau hanya bayangan."

"Intinya, hanya aspek yang disukai para lelaki," bisik Tess, yang masih bisa didengar oleh Resnet. Pemuda itu pun memberikan pandangan kesal, sebelum kembali pada pekerjaannya. Neferuti dan Tess terkikik, secuil kesenangan terbesit di hatinya ketika menggoda Resnet.

The Rain on The GrassWhere stories live. Discover now