8. Sebuah Keyakinan

122 32 1
                                    

Vote, komen, share!

Matahari mulai terbit hampir memenuhi langit ketika Neferuti mendengar keributan di pintu depan Per Ankh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai terbit hampir memenuhi langit ketika Neferuti mendengar keributan di pintu depan Per Ankh.Sambil bertanya-tanya di dalam hati apakah gerangan keributan itu, dia segera menggulung gulungan papirus yang tengah ia baca, dan menyimpannya kembali.

Neferuti segera menghampiri sumber keributan, yang ternyata sudah ramai dikelilingi para Swnw, Scriber, dan Wab.

"Ada apa ini?" tanya Neferuti kepada salah seorang Scriber laki-laki.

"Resnet sedang dalam masalah," ujarnya, khawatir.

Maka, Neferuti segera menyeruak, membelah kerumunan orang-orang untuk melihat lebih jelas.

Di sana, tepat di tengah-tengah ruangan dan patung dewa-dewi lainnya, Resnet sedang dipaksa berlutut oleh tentara dari kantor militer pusat Alexandria. Kedua bahunya ditekan oleh para tentara tersebut, kepalanya dipaksa menunduk.

Jantung Neferuti mulai berpacu ketika melihat Haket, berdiri di hadapan Resnet bersama para tentara lainnya.

"Apa yang kau berikan kepada isteriku?" bentak Haket, suaranya menggelegar. "Dia mengalami pendarahan selepas terapi yang kau berikan!"

Apa? Pendarahan? Pikir Neferuti. Mungkinkah...

"S-saya tidak melakukan apa pun! Saya memberikan jinten, daun mint, bawang dan rebusan cendana," jelas Resnet, kesulitan berbicara akibat cengkraman di sekitar lehernya. "Ramuan itu membantu meredakan penyumbatan saluran pencernaan. Saya tidak melakukan apa pun."

"Bohong!" seru Haket, intonasi suaranya meninggi. "Para tentara akan membawamu ke pengadilan! Berani sekali kau berusaha mencelakai wanita bangsawan?"

Para tentara hendak menyeret Resnet keluar dari Per Ankh ketika Ini-Herit datang ke tengah-tengah pertikaian.

"Kau tidak akan melukai muridku, Haket!" bentaknya, dan ini adalah kali pertama Neferuti melihat Ini-Herit semarah itu. Gurunya itu bahkan mengabaikan peringatan dari penanggung jawab Per Ankh.

Haket memandang sengit ke arah Ini-Herit, lalu berujar, "Muridmu sangat tidak kompeten, kalau begitu."

"Kau yang keterlaluan. Isterimu sedang dalam masa penyembuhan, dan kami butuh repson dari terapi yang sudah diberikan," katanya. "Berani-beraninya kau mempertanyakan kecakapan kami dan melimpahkan kesalahan itu kepada muridku. Aku tidak akan membiarkanmu membawanya."

"Kalau begitu, kau juga harus dibawa ke pengadilan, Ini-Herit," geramnya. "Setelah dipikir-pikir, kau yang bertanggungjawab atas semua ini. Kalian—" dia berseru kepada tentara Kemet. "—bawa mereka berdua pergi!"

Detik berikutnya, Neferuti bisa melihat tentara yang lain menarik paksa lengan Ini-Herit, berusaha menyeretnya. Dan tanpa berpikir panjang, mengabaikan bahwa puluhan orang menyaksikan semua itu, mengabaikan bahwa tentara itu bisa membunuhnya kapan saja, dan mengabaikan seruan Kepala Penganggungjawab Per Ankh, Neferuti berjalan ke tengah-tengah, tepat ke hadapan Haket.

The Rain on The GrassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang