"Panjang umur lo Nei!" Adrian cengengesan.

"Loh? Emang abis ngomongin gue apa?"

"Udah, makan mah makan aja."

Lagi-lagi Adrian dan Pandu saling bertatapan. Mereka memperhatikan gerak gerik Juan yang nampak resah di tempat duduknya. Kini laki-laki itu memainkan ponsel, pura-pura sibuk. Padahal hampir enam tahun saling kenal, Juan adalah tipikal yang jarang main HP saat berkumpul.

Sementara Neira anteng dengan makannya, sesekali ia mendorong rambutnya ke belakang saat kepalanya menunduk.

"Nei, bagi foto yang semalem dong."

Neira menelan kunyahannya, lalu menyahut. "Oh boleh, kebetulan banget semalem gue upload Instastory!"

"Lah kok gak tag gue?"

"Gue juga?" Pandu menunjuk dirinya sendiri.

"Kan kita belum mutualan," kata Neira. Ia mengeluarkan ponsel, dan membuka Instagram. "Apa emang IG kalian? Biar gue follow nanti tinggal gue add mention."

"Gak papa ye Ju?" ujar Adrian sangat pelan. Senyumnya nyaris mengembang.

Pandu menopang dagu, memasang raut sok diplomatis ala Juan. "Itung-itung nambah relasi lah."

Juan menegakkan punggungnya dengan kekehan singkat. "Bacot ye lo berdua?"

"Astagfirullah Juan ngomongnya," Pandu kali ini memasang raut dramatis. Ia menurunkan tangannya. "Kamu orang Islam bukan?"

"Udah ege, Ndu udah." Adrian tertawa.

Neira memerhatikan ketiga laki-laki itu bergantian tanpa menghentikan kunyahannya. Perempuan itu lalu mencomot kerupuk putih di sisi piring, dan menyuapkannya ke mulut.

"Cari aja di following Juan, Adrian Hilman," kata Adrian.

"Kalo gue Pandu, di following Juan."

"Oke, nanti abis makan ya."

"Siap." Adrian mengangguk. "Enak gak menurut lo Nei?"

"Enak, gue selalu cocok sama masakan Tante Rita dan Tante Raya."

Sontak, Adrian dan Pandu langsung berpaling ke Juan. Senyum Adrian yang sempat hilang langsung ia kulum lagi. Sementara Pandu hanya memandang lurus laki-laki berkaos hitam yang tengah mengisap vape-nya sambil memainkan ponsel di sebelahnya.

Diantara mereka tidak ada yang berbicara lagi hampir lima menit penuh. Ketiga laki-laki itu memainkan ponsel, sedangkan yang perempuan anteng menikmati makannya dan matanya menatap kosong perut laki-laki di depannya, ia melamun. Pikirannya kosong.

Bahkan ia tak menyadari jika laki-laki di hadapannya mencuri pandang dengan senyum yang tersembunyi dibalik lipatan bibir. Aneh sekali. Bisa-bisanya dia makan sambil bengong. Emang dasar freak.

Setelah menyuap suapan terakhirnya, Neira menegakkan punggung. Ia meraih gelas dan meneguk mineralnya. Ditengah tegukannya, matanya bertemu dengan milik laki-laki di depannya. Perempuan itu mengangkat alisnya, namun dibalas gelengan kepala oleh si laki-laki.

Neira meletakkan gelas. Ia meraup ponsel, dan membuka Instagram, mencari nama Adrian dan Pandu di kolom search following Juan. Setelah mengikuti akun mereka berdua, ia mengirimkan foto-foto semalam lewat DM.

"Oke, done ya," kata Neira. "Fotonya juga Udah gue DM."

"Thank you!" Adrian menyahut dengan anggukan samar.

Disaat suasana mulai hening lagi, Juan tiba-tiba bersuara. Ia menatap Neira dengan raut datar. "Btw, kita jadi gak?"

"Oh iya! Briefing ya?"

Reunion of The Year | ✓ Donde viven las historias. Descúbrelo ahora