Memperawani Suami Muda Tetanggaku

Start from the beginning
                                    

Untuk menjelaskan alasanku, mari berbicara soal fisikku. Secara obyektif, aku ini tampan. Hidungku mancung, alisku tebal, gigiku putih bersih dan rata sempurna, serta orang bilang mataku tajam bagai elang. Selain melihat wajahku yang tampan, setiap orang yang melihatku pasti tertuju pada badanku yang kekar dan seksi. Pundakku kokoh, dadaku berotot, lenganku kekar, serta perutku six pack. Memang hal itu lumrah saja karena hobiku dalam body-building muncul sejak aku remaja dan ditambah lagi aku sekarang berprofesi sebagai fitness model dan personal trainer di tempat gym. Di kalangan keluarga besar, aku selalu terkenal sebagai sosok anak muda yang tampan dan dikejar-kejar wanita sepantaranku, wanita-wanita lebih muda maupun yang lebih tua sepantaran Bhaiyya di komunitas India. Bahkan, ketampananku juga terkenal di kalangan luar komunitas keturunan India karena orang-orang sering mengira aku ini ekspatriat bule tampan dari negara Latin, seperti Spanyol, Portugal, Italia, atau negara Amerika Latin. Melihat aku bisa memikat semua orang yang kumau, Pijati dan Mata selalu mewanti-wanti aku agar tetap menikah dengan wanita dari kalangan India yang dari keluarga baik-baik. Itu masalahnya. Bukan karena aku ingin menikahi wanita di luar keturunan India. Namun, bila aku bisa memilih seorang pasangan yang setiap hari akan menjadi teman tidur dan partner mengeksplorasi aktivitas seksual, aku inginnya dia bukan wanita, melainkan pria.

Iya, aku ini penyuka pria juga. Aku biseksual, lebih tepatnya. Aku sering berhubungan badan dengan wanita juga di Jakarta. Apabila gadis itu cantik dan berbadan seksi, aku bersedia sekali untuk mengarungi satu malam penuh berahi bersamanya dan kujamin dia akan mendapatkan multiorgasme yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya. Sudah banyak wanita yang menjadi korban keperkasaan kontol kudaku. Namun, aku tidak bisa memungkiri aku jauh lebih menikmati tubuh pria. Bagiku, pria lebih menarik karena mereka mau saja ketika aku memakai tubuh mereka lebih beringas daripada memakai tubuh wanita. Mereka juga tidak malu-malu mempraktekkan fetish mereka terhadapku. Aku suka sekali bercinta seperti binatang dan melampiaskan nafsu kami bersama seakan-akan besok dunia mau runtuh. Oleh karena itu, bila harus memilih partner untuk hidup bersama, aku tentu memilih seorang pria yang berpikiran terbuka terhadap kenikmatan di tubuh mereka, bukan wanita India dari keluarga baik-baik.

Dan entah kenapa, pikiranku akhir-akhir ini selalu tertuju pada seorang anak muda, suami tetangga kamar kosanku yang sering bertanya padaku soal trik-trik membentuk badan. Namanya Brian Wijaya.


[ … ]


Ilustrasi: Arjun Kapoor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Arjun Kapoor


Seperti yang kujelaskan sebelumnya, aku nge-kos di sebuah rumah mewah di daerah Pondok Indah yang terdiri dari delapan kamar dan sebuah kolam renang yang besar dengan penghuni pria atau wanita yang rata-rata sudah bekerja walau aku tidak mengenal mereka dengan dekat. Rumah ini mewah sekali sehingga satu kamar disewakan seharga lima juta per bulan. Aku suka di sini karena selain tempatnya yang strategis di tengah kota, lingkungan perumahannya yang sangat elit membuat kami semua bebas tinggal di sini tanpa merasa dihakimi bila pulang malam atau membawa siapa saja masuk ke kamar. Sang pemilik rumah sendiri tidak tinggal di situ. Mereka tinggal di Amerika Serikat karena ikut anak-anaknya yang pindah semua di sana. Jadi, daripada rumahnya nganggur, mereka memutuskan menjadikannya sebuah tempat kos dan membayar seorang pria yang bertugas menjaga serta membersihkan kamar dan kamar mandi apabila mau. 

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now