PEMUAS PARA PREMAN JALANAN

Start from the beginning
                                    

Dan, ya… Dari kecil, gue sudah sering menjadi pemuas nafsu para preman di sini. Katanya sih gue sebenarnya ‘laki’ banget, tetapi tubuh dan wajah gue lebih nafsuin daripada cewek. Karena gue emang keturunan bule, hidung gue mancung dan kulit gue putih mulus. Dan yang menjadi favorit para preman itu adalah bibir gue yang katanya tipis dan seksi serta puting gue yang kecil melenting warna pink… Banyak yang bilang puting gue semakin seksi dan mancung karena terus dikenyot oleh para preman di sini. Jujur saja, setelah menjadi bulan-bulan nafsu para preman di sini, gue mulai menikmatinya.

Ilustrasi: Bang Tony

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Bang Tony


Kembali ke Bang Tony… Setelah bercengkerama dan saling ngobrol, Bang Tony tiba-tiba mencipok mulut gue penuh nafsu. Kalau sudah begini, gue cuma bisa pasrah. Lagian, gue juga suka banget cipokan. Meskipun para preman biasanya terkenal bau keringat dan jarang mandi, tetapi jarang dari mereka yang bau mulut, kok… Biasanya mulut mereka baunya jantan banget dan bau rokok. Enaknya lagi, para preman biasanya jago banget cipokan karena mereka sudah berpengalaman nyipokin pacar-pacar cewek atau mungkin istri mereka di rumah.

Bang Tony ini termasuk salah satu yang paling ganteng di antara para preman lain. Orangnya masih muda, sekitar pertengahan 30 tahun. Hidungnya mancung dan sorot matanya teduh. Dia juga jago banget cipokan dan bermain lidah. Sebenarnya gue juga sering banget diajak cipokan di pojokan terminal sama dia. Tetapi, hari ini gue sedang tidak mood bercinta. Tadi malam gue baru saja di-gangbang brutal oleh para preman di depan basecamp pengamen. Alhasil, gue tidak punya energi lagi yang tersisa untuk melawan.

Setelah puas menginvasi mulut gue dengan lidahnya yang jantan dan menyegarkan, Bang Tony menyeret gue paksa ke belakang toilet terminal yang tertutup oleh tembok tinggi. Ada tikar di bawah sana yang memang dipakai buat alas para preman istirahat. Tidak cuma itu, ada banyak kondom bekas terceceran di sekitar. Ya, memang tempat ini biasanya memiliki fungsi ganda menjadi tempat ngewe di sini. Termasuk juga tempat Bang Tony ngewein gue atau para perempuan dan laki-laki lain.

“Ahhh… Ahhhh… Ahhhh…” kataku menanggapi rasa nikmat dari entotan liar kontol Bang Tony ke pantat gue.

Gue sedang berlutut di atas karpet dengan posisi membelakangi Bang Tony. Setiap benang yang menutupi tubuh putih mulus gue sudah terlepas semua. Begitu para preman suka mengentoti gue.

“Harus telanjang bulat!” ucap mereka setiap kali menyetubuhi gue. “Kulit bule elo putih mulus. Ini bikin kita-kita makin nafsu ngentotin elo!”


KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now