'buat apa ni foto? Aku dah punya banyak....tapi makasih deh'.

Amora tersenyum senang dengan pesan yang ia kirim, tak lama terlihat balasan dari Felix.

'biar gak rindu'

Amora terkiki geli menutup mulutnya.

'gak ada yang bisa ngobatin rindu aku selain kamu ada di sini, di hadapan aku'

Amora kembali tertawa, ia geli dengan pesan yang ia kirim namun dia juga tak mau membatalkannya.

Karna perutnya kembali berbunyi dan Felix belum membalas pesannya dan hanya melihat saja, Amora memutuskan untuk segera ke dapur meninggalkan handphonenya.

Setibanya di lantai bawah Amora yang sedari tadi berbunga-bunga kini merubah raut wajahnya menjadi datar.

Kendri dan dua istrinya serta satu budaknya dan satu....panglimanya, mungkin....kini tengah tertawa terbahak- bahak, entah apa yang mereka bicarakan yang jelas mengisi perut lebih penting dari pada kepo akan para remaja menyabalkan itu.

Sesampainya di dapur Amora memeriksa lauk pauk yang ada, namun nihil yang ada hanyalah tumpukan piring kotor  di wastafel.

Amora segera melangkah ke ruang bi saroh, pelayan baru di rumah ini.

"Biii"

"Bi saroh"

"Bibi cantikkk"

Tiga kali Amora mengetuk pintunya ntu dan berteriak, namun bi saroh tak menampakkan batang hidungnya.

Dengan wajah kesal Amora melangkah ke arah di mana kendri dkk berkumpul, ia berjalan mendekati Abang tirinya.

"Bi saroh mana bang? Bi saroh gak masak? Kok banyak piring kotor?" Tanya Amora cepat, menghentikan tawa mereka.

'ehem'

"Bi saroh pulang kampung"

"Trus?"

"Makanan....tadi..."

Amora mengikuti pandangan Deri yang mengarah pada kendri dan ketiga lainya.

Amora yang paham menghela nafas kesal " aku bukanya berniat gak sopan dan gak menghargai tamu ya, tapi.....tamu macam apa sih kalian ini? Di mana-mana kalo orang bertamu tau diri kek, udah lah buat rumah Daddy berantakan gini....makan siang di habisin....piring kotor berserakan.....CK, dahlah"

Setelah mengatakan itu dengan pasrah Amora kembali melangkah ke dapur, ia segera membersihkan meja makan serta barang-barang berserakan lainya.

Mungkin apa yang Amora katakan tadi tak layak ia katakan, namun Amora benarw kesal, tak masalah mereka menghabiskan makanan, tak masalah....

Namun, mereka membuat rumah ini seperti kapal pecah...apalagi bi saroh tak ada. Mereka jugalah tak memiliki etika atau adab.

Kekesalan Amora bertambah saat ia membuka kulkas tak mendapati coklat kesukaanya. Ia tau pastilah remajaw sialan itu yang menyantap coklatnya.

"Annnnnnshejeebwhw"

Amora berteriak asal, mengeluarkan segala kekesalan yang ia rasakan.

Tak mau berlama- lama menghabiskan waktu menangisi coklatnya Amora segera mengambil mie dan beberapa peralatan dan bahan2 untuk memasak mie.

.....

"Sorry, Amora memang gitu"

"Gak masalah kak, kami ngerti kok lagian kak Amora pantas marah kok......ah apa kita tolong kak Amora membereskan dapur saja ser?"

"Gak, di sini aja"

Nadira menatap kendri yang kini memeluknya dari samping, dengan wajah pasrah dan sedihnya ia menganggukkan kepalanya.

Lagian Nadira hanya basa-basi, mana mau dia membersihkan sesuatu tampa di gaji.

"Gue ke toilet der"

"Pergi aja, toiletnya gak pindah kok"

Setelah mendapatkan izin dari tuan rumah kendri melepas pelukannya pada  Nadira, mengecup singkat kening gadis itu ia melangkah ke arah toilet yang biasa di gunakan saat di rumah sahabatnya ini.

.....

Amora kini selesai memasak mie nya, sekarang ia sedang menata piring dan beberapa peralatan dapur lainya yang baru selesai ia cuci.

Terakhir ada sebuah panci yang akan ia letakkan di tempat yang lumayan tinggi.

Dia yang pendek sedikit ke susahan meletakkan panci tersebut....

"Sorry"

Aman Ra terlonjak kaget saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya, dan sebuah bisikan yang amat Amora kenali suara itu.

Kendri, cowok itu dengan lancangnya memeluk Amora...apakah ini termasuk pelecehan??

Emosi? Tentu saja, hanya akang Felix lah yang berhak memeluknya ah bahkan seingatnya Felix tak pernah memeluknya dari belakang seperti ini.

Dengan wajah memerah karna kesal Amora membalik tubuhnya, membuat pelukan itu sedikit melonggar. Amora segera melepaskan pelukan tersebut, masi dengan panci di tangannya Amora melayangkan jurus panci mautnya.

'plang'

"Dasar anjing gila, menjijikan"

Tak peduli kendri yang tersinggung atau mentalnya terkena atau apalah. Amora segera meraih mangkuk mienya dan membawa makan siangnya itu ke kamarnya.





















Wahh, sorry banget gak tepat waktu....

Banyak tugas soalnya.

Btw, thanks vote nya yah

Kali ini aku bakal up hari Rabu kalo gak Kamis

Tapi - tapi kalo  tugas aku cepat kelar bakal up secepatnya kok....

Tungguin ya

🙏🏿🙏🏾🙏🏽🙏🏼🙏

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang