Menikah dengan kakak kelas bad boy yang jadi musuh bebuyutan semasa SMA bukanlah sebuah impian yang indah.
Tetapi hal itu di rasakan oleh Lavina Prameswari, gadis cantik yang sering di jahili oleh seniornya Anrez Naratama semasa sekolah dulu.
Takdir...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
. . . .
DEMI toples biskuit lebaran yang isinya rengginang. Rasanya hari ini banyak masalah yang menimpa Lavina. Masalah tadi saja belum selesai, malah si biang kerok Anrez bertamu ke rumahnya. Apa belum cukup lelaki itu menganggu hidup Lavina sampai dia mengejar-ngejar Lavina hingg ke rumah seperti ini?
"Kak, ngapain lo di sini?" Kejut Lavina. Bagaimana bisa lelaki itu datang ke rumahnya? Demi apapun, Lavina saat ini sedang tak ingin melihat wajah menyebalkan lelaki itu dulu.
Anrez menyunggingkan senyuman. Senyuman pahit yang tak ada manis-manisnya di mata Lavina.
"Gue di suruh Om Rudi datang ke sini," ucapnya.
"Di suruh ayah?" Kejut Lavina untuk yang kedua kali. Sementara Anrez hanya mengangguk.
"Buat apa ayah nyuruh lo dateng ke sini?" Tanya Lavina penasaran. Sementara yang di tanya hanya mengedikan bahu. "Gue gak tahu, Om Rudi cuma suruh gue dateng ke rumah ini dan share location nya," jelas Anrez.
"Ih si ayah ngapain sih suruh nih cowok datang ke rumah! Bikin bad mood aja!" Gumam Lavina pelan seolah lupa kalau di depannya ada Anrez yang sedang ia gerutui.
"Gue denger," ucap Anrez membuat Lavina tersadar dan membuat gadis itu kikuk.
"Biarin tamu di luar itu gak sopan. Gak ada niatan nyuruh gue masuk?" Tanya Anrez. Lavina hanya berdecih.
"Oke, lo boleh masuk," ujar Lavina. Anrez terlihat sumringah. Kakinya bersiap melangkah masuk ke dalam rumah.
"Tapi setelah gue bilang sama ayah," lanjut Lavina langsung menutup pintu. Membuat Anrez yang sudah bersiap masuk akhirnya terbentur pintu yang tertutup. Lelaki itu meringis seraya mengusap-usap keningnya yang berciuman dengan daun pintu.
Langkah Lavina terdengar bertabuh menuju ruang makan, amarahnya kembali memuncak. Maksud Rudi sebenarnya apa mengundang Anrez datang ke rumah ini malam-malam? Hanya itu yang menjadi pertanyaan besar di kepala Lavina.
"Ayah!" Teriak Lavina setelah sampai di ruang makan.
Ketiga orang yang sedang makan di ruangan serentak menoleh ke arah Lavina.
"Kenapa, Lav?" Tanya Rudi bingung.
"Maksud ayah apa sih ngundang Anrez dateng ke sini malem-malem?" Oceh Lavina. Rudi yang sedang menyuapkan nasi ke mulut terhenti sejenak dari aktifitasnya.
"Oh, Anrez udah dateng Lav? Ayo suruh dia masuk dulu Lav."