Chapter 48

253 16 0
                                    


Silvermoon Pack sedang berbahagia hari ini atas kelahiran anak dari penyihir agung pack, yaitu Gaelen.

Sahabat baik sang Luna baru saja melahirkan putra keduanya yang di beri nama, Marven Leo Hux. Fiona yang baru saja menyelesaikan tugasnya di dunia bawah, segera terbang kembali ke pack.

Sean dan Rei sudah terlebih dahulu tiba disana. Salahkan saja putranya yang tidak sabaran.
Rei segera berlari kearah Sean saat telinganya mendegar suara tangisan bayi. Awlanya, dia kira itu adiknya, tapi Sean berkata bukan. Ada sedikit rasa kecewa dalam hati Rei saat daddy nya mengatakan bukan. Tapi kini rasa kecewa itu hilang di ganti rasa kagum.

"Daddy, apa Rei dulu juga seperti ini?" tanya rei sambil menggenggam tangan baby Marven.
"Tentu saja," jawab Sean.

"Apa adik Rei juga akan seperti ini?" tanyanya lagi.

Sean mengangguk dan Rei langsung terpekik senang mendengarnya. "Tapi kenapa lama sekali? Rei sudah meminta pada Nenek Hera." keluh Rei.

Semua yang ada disana langsung menolehterkejut mendengar ucapannya, terutama Sean.
Bisa-bisanya putranya itu meminta langsung dari Dewi Hera. Bahkan Gaelen saja tidak menyangka dengan tingkah anak temannya itu.

'Berani sekali.' batin Gaelen.

"Siapa yang mengajari Rei untuk meminta pada Dewi Hera?" tanya Sean.

"Kakek. Kakek bilang, Nenek Hera bisa membantu." jawabnya.

Tidak cukup dengan meminta langsung, anaknya itu bahkan memanggil sang Dewi dengan nenek. Matilah sudah.

"Siapa yang kamu panggil nenek, Rei?" tanya Fiona yang baru saja sampai.

"Dewi Hera," bukan Rei yang menjawab, melainkan Sean.

"Apa kakekmu yang mengajari seperti itu?" tanya Fiona.

Rei mengangguk cepat. Fiona menutup matanya rapat, dia lelah jujur. Kenapa para Dewa itu suka sekali mencari masalah? Ayahnya juga kenapa usil sekali.

"Apa Hera marah saat kamu memanggilnya seperti itu?" tanya Fiona.

Kini Sean lah yang terkejut. Istrinya itu dengan mudahnya mengatakan Hera tanpa embel-embel Dewi.

"Tidak," jawab Rei.

"Kalau begitu panggil dia seperti itu saja." ucap Fiona final.

Sean menyerah sekarang. Terserah mereka saja mau bagaimana.

***

"Rei tadi terlihat kecewa saat tahu suara tangis bayi itu bukan adiknya," beritahu Sean saat mereka sudah berada di mansion.

"Katakan pada Rei untuk menunggu selama 9 bulan. Adik yang dia inginkan akan datang." jawab Fiona.

Sean membolakan mata. Tentu saja dia tahu apa yang di maksud oleh istrinya itu.
"Jadi maksudmu..." ucap Sean tidak selesai.

"Benar. Aku merasakan kemarin saat masih berada di dunia bawah." jawab Fiona.

Sean langsung memeluk Fiona dengan erat. Dia begitu senang, amat sangat senang.

"Bahkan Hades sudah menginginkannya," ucap Fiona sambil mengarah ke perutnya.
Kemarin~

My Mate Daughter of Poseidon (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang