5 | Is It You, Dad? Or Not

166 16 8
                                    

TIDAK DAPAT DIPERCAYA Jenderal Minatozaki sangatlah mirip dengan Dad!

Setelah setengah jam, aku dibawa mengendarai mobil jip dengan karung goni menutupi kepala, aku sampai di barak. Mereka membawaku ke kantor dan di situlah aku terperangah melihat wujud asli dari Jenderal Minatozaki.

Kau bukan Dad, kan? Badannya tinggi besar dan kulitnya kuning langsat. Rahangnya tegas dan aku bisa melihat tubuh kokoh meraung-raung dari seragam kecoklatan yang pas di badan. Mata kucingnya menelisikku tajam, apalagi ditambah alis yang tercukur segaris menambah kesan garang.

Aku ditinggal duduk sendirian bersamanya di ruangan. Aku tak mampu berkata-kata. Masalahnya, bibir tipisnya sangat dekat denganku seperti sedang mengendus.

Aku pun teringat dengan perkataan Dad, "Jika kamu bukan putri Dad, tentu Dad akan menikahimu."

Badanku merinding. Aku bisa merasakan aura ketertarikan dari pria yang kini duduk di sebelahku. Jadi, apakah Jenderal Minatozaki menyukaiku?

"Siapa namamu?" Suaranya berat sampai membuat jantungku berdebar.

"Anya Honda, Minatozaki-sama." Aku menjawabnya gemetaran.

Jenderal Minatozaki terpukau denganku. Sepertinya karena aku mengetahui namanya dan aku menyebutkan sandang -sama untuk menghormatinya. "Nihonjin desu ka?" ("Kamu orang Jepang?")

Aku menggeleng. "Tidak, tidak." Sepertinya aku salah menjawab. Karena namaku yang merupakan turunan dari keluarga Jepang, ia mengiraku sebangsa dengannya.

"Oh." Jenderal Minatozaki manggut-manggut. Dia masih melanjutkan mengendusku.

"Jangan lakukan itu. Saya bau lumpur."

"Tidak masalah! Saya tidak melihat wanita dari fisiknya! Ada banyak wanita cantik di luar sana. Tapi, kamu berhasil membuatku terpukau!"

"Maksudnya, Minatozaki-sama?"

"Aku dengar, kamu mampu menyembuhkan penyakit istri kepala suku? Kamu pasti sangat pintar!"

"Ti-tidak. Saya hanya tahu sedikit."

Jenderal Minatozaki tertawa sendiri. Ia tergelitik mendengar jawabanku yang polos baginya.

Jujur, aku awalnya takut dengan wibawa dan nada bicaranya yang tegas. Akan tetapi, aku nyaman bersamanya. Entah kenapa, aku bisa seperti di dekat Dad. Dan, jika dilihat-lihat, Jenderal Minatozaki gagah juga.

Lantas, dia pun berhenti tertawa. Dia pun menatap mataku lamat-lamat. Secara perlahan, ia mendekatkan muka ke bibirku. Seketika, jantungku berdebar kencang. A-apa yang akan dilakukannya?

"Anya-san, saya suka wanita pintar karena saya ingin luka saya disembuhkan."

"Luka apa?" Tubuhnya bersih tak ada bekas luka apa pun. Jangan bercanda!

Jenderal Minatozaki menunjuk dada sebelah kiri. "Luka di hati saya. Temani saya yang sedang kesepian ini, karena itu saya tidak akan melepaskanmu!"

Oh, tidak! Ini tidak seperti di film romansa yang biasa kutonton. Jenderal Minatozaki malah ingin menahanku. Dengan kata lain, aku sama saja seperti budak di matanya.

Aku benci dengannya! Namun, mengapa jantung ini tidak bisa berhenti berdebar kencang. Sebab, kau tahu, setelah itu ....

Dia mengecup bibirku.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Shall I Call You Dad or Daddy?Where stories live. Discover now