Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)

Start from the beginning
                                    

"Eh dibilang sudah kok masih nangis sih," kata malaikat penolongku itu mengusap pipiku. "Apa ada yang sakit di wajahmu?"

Aku menggeleng... Dia lalu memandangi wajahku serius dan memegangi pipiku, berusaha mencari luka di wajahku.

"Kalau tidak ada yang luka, kenapa kamu menangis?" tanyanya ketika yakin aku tidak apa-apa.

"Hidungmu berdarah," kataku sambil mengucek-ucek mataku yang terus berair. "Aku takut kamu mati..."

Dia tergelak. Malaikat penolongku itu mengelus-elus kepalaku.

"Aku tidak akan mati kok," katanya menunjukkan darah di hidungnya sudah berhenti keluar. "Sudah tidak sakit lagi hidungku. Lagian, Papaku bilang orang mati itu kalau sakit parah atau kecelakaan. Seperti, terkena kanker atau ditabrak mobil. Kalau cuma luka sedikit begini, aku tidak akan mati kok."

Aku memandang matanya, berusaha mencari tahu apakah yang dia katakan jujur. Dia memandang mataku dan mengangguk-angguk, seakan-akan tahu aku mencari tahu jawaban di matanya.

"Nama kamu siapa?" tanyanya melayangkan tangannya ke tanganku.

"Namaku Michael," kataku memberikan tanganku setelah mengelap mataku yang sudah kering.

"Ya udah, kamu kan lemah... Mulai sekarang, aku jadi malaikat penolong-mu ya, Michael," katanya sambil menggoyang-goyangkan tangannya dan memasang senyum yang menggemaskan. "Tapi, sebagai gantinya, kamu kasih aku kado setiap tanggal 14 Februari ya... Namaku Mario. Mario Valentino. Soalnya ulang tahunku waktu Valentine."

Aku pun mengangguk-angguk setuju, tersenyum dan menggoyang-goyangkan tangan kami bersemangat.

"Aduh, Mario, kenapa lagi?" seorang  Mama muda yang tidak kami kenal menghampiri kami. "Kenapa kamu mimisan lagi? Dipukul Christopher lagi, ya?"

"Lho, Mike," Mamaku langsung menghampiriku bersama Mama muda itu juga. "Kamu tidak apa-apa, Nak? Ada apa ini?"

Ternyata, hari itu Mamaku juga mulai bersahabat dengan Mama Mario. Sejak hari itu, kehidupanku dimulai... Aku menemukan seseorang yang benar-benar kucintai... Aku tiba-tiba mulai mencintai Mario Valentino...

[ … ]

Ilustrasi: Michael Gondokusumo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Michael Gondokusumo


Sejak saat itu, kami tak terpisahkan. Kami selalu bersama, aku dan Mario. Rumah kami ternyata dalam satu perumahan, hanya beda dua blok.

Sejak hari itu, Mario terus duduk di sampingku di kelas dan menggandengku kemana-mana. Karena badannya lebih besar dariku dan dia lebih berpengalaman bersekolah sejak playgroup, dia mengambil peran untuk menjagaku.

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now