Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)

Start from the beginning
                                    

Ilustrasi: Michael Gondokusumo

Namaku Michael Gondokusumo. Tampan tetapi tidak menyadarinya, itulah aku menurut teman-teman terdekatku, termasuk Mario. Usiaku sekarang dua puluh delapan tahun. Kulitku putih bersih karena aku keturunan Tionghoa. Aku termasuk pria yang tinggi dengan badan yang ramping namun berotot karena hobiku berolah raga. Di usiaku yang muda ini, aku cukup mapan karena punya usaha sendiri berupa sebuah pusat kebugaran di Pondok Indah sekaligus restoran bertema kesehatan yang menyajikan makanan tinggi protein dan rendah lemak. Semua itu kujalankan bersama partner bisnis sekaligus sahabatku, Mario.

 Semua itu kujalankan bersama partner bisnis sekaligus sahabatku, Mario

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Mario Valentino


Namanya Mario Valentino. Bagaimana kami bisa saling kenal? Dia adalah malaikat penyelamatku dari kecil. Aku ingat sekali kejadian ketika kami pertama kali kami bertemu. Saat itu, hari pertama masuk TK. Berbeda dengan anak-anak lain, aku tidak pergi bersekolah di playgroup. Aku merasa takut sekali dan bingung ketika harus ditinggal orang tua untuk pertama kalinya. Badanku kecil dan kurus, membawa tas ransel yang tampak lebih besar dari tubuhku. Tubuhku menggigil… Orang tua kami dipaksa meninggalkan kami dan menunggu di gerbang depan TK agar kami terbiasa mandiri. Tiba-tiba, ada beberapa teman sekelas nakal yang melihat tubuh ringkihku itu, lalu tertawa mengejekku. Salah seorang dari mereka yang berbadan paling tinggi dan gemuk mulai memukulku. Aku terduduk ketakutan di lantai setelah dadaku dipukul. Anak berbadan gemuk itu menertawakanku dan melayangkan satu bogeman lagi di pipiku. Aku terduduk di lantai, menangis sambil memegang pipiku.

“HEI, APA YANG KALIAN LAKUKAN?”

Terdengar teriakan suara seorang anak laki-laki berbadan lebih tinggi dariku dan tampak sehat itu bereaksi keras. Dia malaikat penyelamatku... Dia menghampiri para perundungku, berusaha melerai pertengkaran kami. Sekonyong-konyongnya, mereka malah memukuli malaikat penolongku itu sebagai gantinya. Wajah dan hidungnya dipukul beberapa kali, cukup keras sampai dia mimisan. Mereka meninggalkan malaikat penolongku saat dia terbaring di tanah. Melihat kejadian itu, aku ketakutan dan menghampiri malaikat penolongku itu sambil menitikkan air mata. Aku berjongkok di depannya, menangis luar biasa keras melihat hidung mungilnya mengeluarkan banyak darah. Aku takut dia mati

"Sudah," katanya mengelap darah di hidungnya setelah aku membantu tubuhnya berdiri. "Aku sudah sering dipukul sama Christopher dan teman-temannya. Kamu enggak usah khawatir..."

Anak laki-laki itu berdiri dan membersihkan celananya yang kotor terkena pasir. Saat itu, kesan pertamaku padanya adalah anak ini kosakatanya banyak sekali. Bicaranya seperti anak SD. Lalu, aku diam-diam bertanya-tanya kenapa dia mau menolongku. Dia tidak punya alasan untuk berbuat baik padaku. Dia tidak mengenalku. Kenapa dia mau mengorbankan dirinya sampai dipukul hidungnya seperti ini? Aku terus menangis…

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now