DISETUBUHI TEMAN MACHO ISTRIKU DI PESTA PANTAI BINAL (1)

Start from the beginning
                                    

Dilepasnya cumbuannya pada mulutku sesaat, namun hampir saja mulutku tidak sadar mengikuti mulutnya maju. Tak sudi rasanya satu detik pun habis tanpa bibir kami menyatu setelah tahu seberapa enak permainan mulut Martin. Martin tersenyum manis melihat nafsuku yang ikut naik, lalu mencium hidungku dengan gemas.

 Martin tersenyum manis melihat nafsuku yang ikut naik, lalu mencium hidungku dengan gemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Martin

"Robert... Tolong izinkan saya menyetubuhi dirimu, ya?" tanyanya dengan santai seperti tanpa dosa. "Saya ingin sekali merasakan kenikmatan dari tubuh indahmu ini..."


Aku tercengang... Ini tidak mungkin, kan? Aku pria yang sudah beristri... Usiaku juga lebih tua darinya... Mana boleh dia menyetubuhiku seperti seorang wanita? Aku ini laki-laki normal... Aku bahkan bukan penyuka sesama jenis...


"Lihat lah tubuh indahmu ini, Robert..." kata Martin mulai menyentuh pundakku.

Tangannya mengelus-elus pundakku yang lumayan kokoh. Diturunkannya lagi tangannya ke bisep dan trisepku. Lalu, tidak lupa dia menggelitik puting susuku sampai aku mengerang tak tertahankan. Dia tersenyum puas setelah berhasil menaklukkan tubuhku. Tangannya diturunkan ke perutku, lalu turun ke jembutku. Dia pegang-pegang gemas jembutku yang tercukur rapi selama ini. Lalu, tangannya meraih kontol merah muda-ku yang tampak bersih itu. Dia loco kontolku tanpa izin dariku, membuat aku mengerang-erang keenakan.

"Tubuh kamu indah sekali, Robert... Mulus sekali... Dan bersih," kata Martin yang masih berpakaian lengkap itu setelah menelanjangiku dan menyentuh seenaknya tubuhku. Gilanya lagi, aku hanya bisa lemas dan pasrah dipermainkan oleh pria yang lebih muda di depanku ini. "Bahkan tubuhmu ini jauh lebih putih dan lebih mulus daripada semua wanita yang pernah saya tiduri, Robert..."

Martin dengan begitu lembutnya meraih tanganku, lalu mengecup punggung tanganku.

"Biarkan saya menjadi pria paling bahagia malam ini, Robert..." katanya memohon. "Biarkan saya memiliki pantatmu... Malam ini saja... Biarkan saya menyetubuhi kamu..."

"Aku tidak bisa, Martin," kataku dengan suara serak. "Aku ini seorang suami... Aku punya istri... Aku tidak mungkin melayanimu... Istriku adalah sahabatmu..."

"Istrimu sedang berada di luar sana, digilir oleh teman-teman pria kami yang lain, Robert," sela Martin cepat-cepat, menyadarkanku atas kenyataan yang terjadi. "Kamu di sini bersama saya... Hanya kita berdua... Oleh karena itu, izinkan saya memiliki kamu malam ini seutuhnya... Biarkan apa yang terjadi di sini malam ini berakhir di sini... Saya tidak masalah akan hal itu, Robert... Biar lah kamar ini dan kasur ini menjadi saksi bisu penyatuan tubuh kita... Meskipun hanya sekali, biarkan saya menikmati dirimu, Robert... Saya mohon..."

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now