Bab 49

1.3K 44 5
                                    

Heppy Reading

"Jangan melihat kelopak bunga jatuh dari mawar dengan kesedihan, ketahuilah bahwa, seperti kehidup hal hal terkadang harus memudar, sebelum bisa kembali mekar. "

Gus Syaki Dan Sella

Kehidupan gak semudah yang kita pikir kan kawan, membangun rumah aja susah, banyak sekali tantangan dan kesalahan yang pembangunan itu benarrin biar rumah itu teguh, sama dengan manusia yang sedang membangun keluarga kecilnya dari keruntuhan.

Hari ini keluarga kecil gus syaki sedang gerak jalan olahraga pagi, dengan badan yang mengumpelnya hakim berlari mengejar gus syaki, sekarang umur hakim sudah 2 tahun setengah.

Sella yang ada di belakang terkekeh melihat anaknya berlari dengan gemoynya.

"Hakim, sini kejar ayah. " Ujar gus syaki  dikit berteriak tapi lembut.

Hakim berbinar dan menepuk-nepuk tangan nya berlari seperti umur umum nya.

Brukk

Hakim jatuh, sella, gus syaki, hafiz membabalakkan matanya sempurna dan berlari kecil menghampiri hakim.

Mata hakim berkaca kaca siap siap untuk menangis.

"Kak, fiz, hmmm. " Rengek hakim merentang kan tangan nya ke hafiz.

Hafiz terkekeh lucu, Dengan sigapnya hafiz menggendong hakim, hakim sangat lengket dengan hafiz yang sesalalu mau bersama kakak nya hafiz.

Sella dan gus syaki tersenyum, ia beruntung sudah di pertemuan sama allah, anak seperti hafiz, hafiz yang anaknya perhatian kepada dirinya dan selalu membantu dirinya,mereka sudah mengadap hafiz seperti anak kandung nya sendiri.

Gus syaki merentang kan tangan nya. "Sini sama ayah, kasihan kakak hafiz nya. " Ucap gus syaki melihat hafiz kesusahan menggendong hakim, yang badan nya menggumpal itu gemuk.

Gak sia sia sella selalu terbangun setiap malam untuk menyusui anaknya yang kehausan.

Hakim membunyikan wajahnya di celuk leher hafiz dan memeluk hafiz erat seolah gak mau di gendong gus syaki.

"Gak apa apa yah. " Ucap hafiz tersenyum.

"Tapi hakim sekarang badan nya berat loh fiz. "

Hafiz menatap sella tersenyum. "Gak apa apa buna yuk kita jalan lagi. "

Mata sella berbinar, ia harus bilang apa kepada Tuhan, ia beruntung banget sudah di kirim kan malaikat kecil seperti hafiz.

Mereka berjalan lagi.

Beberapa menit berjalan mereka sekarang ada di sebuah taman yang ada di sebuah permainan mini di sana.

Hakim berlari bergabung dengan anak anak yang ada di sana, ada yang lebih tua dari nya dan ada yang sepantaran dengan dirinya, sedangkan hafiz ia duduk bersama sella dan gus syaki di kursi panjang yang tidak jauh dari hakim bermain.

Karena hafiz tidak suka dengan keramaian, makanya ia tidak ikut bermain dengan hakim.

Sella mengusap lembut rambut hafiz. "Hafiz kalau udah besar, mau jadi apa? "

Gus Syaki Dan SellaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon