0𝟯𝟮 ; 𝘁he 𝗧ragedy

1K 256 31
                                    

TIDAK KUSANGKA BERBICARA DENGAN CHARLOTTE SERU

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TIDAK KUSANGKA BERBICARA DENGAN CHARLOTTE SERU. Kami berbicara sampai tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya, topik yang kami bicarakan seputar Agriche.

Tentang apa saja yang kami lalui, kami sangat antusias ketika mengetahui telah melewati banyak hal yang sama.

"Kau pernah dicambuk, gak?" Charlotte bertanya.

"Wah, gila. Itu sih sebuah kewajiban." Balas ku, yang disambut gelak tawa Charlotte.

Charlotte menatap ke arahku, "paling banyak dan paling sedikit?"

"Paling banyak 230 kali, paling sedikit 20 kali." Balas ku, berusaha menghitung sementara tatapan Charlotte sudah seperti kucing. "Itupun yang 230 kali selama 2 hari."

"Wah, gila! Kita tidak beda jauh!" Charlotte antusias, "aku paling banyak 232, paling sedikit 19 kali!"

"Sinting!" kami berdua tertawa terbahak-bahak.

Sebenarnya, pembicaraan kami tergolong ironis, kami berdua tahu itu. Tapi ketika bertemu dengan seseorang yang memiliki nasib sama, rasanya menyenangkan.

Setelah itu, kami diam beberapa saat. Berusaha mengatur nafas kami, dan kondisi kami.

Setelah diam beberapa saat, Charlotte lalu berdiri dan menghampiri pembatas antara balkon ku dan balkonnya. "Ayo, kuajak kau jalan-jalan!"

Aku menyeringai, "boleh saja! Sambil sedikit berbuat gila?"

Charlotte menyeringai, "aku suka kegilaan."

Tok! Tok!

Tapi sayang, selalu saja ada pengganggu di setiap kesenangan.

Kan?

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

PELAKUNYA ADALAH GRIZELDA. Wanita itu duduk di depanku sambil menyesap tehnya, dan aku duduk mengawasinya.

Aku bisa memberikan alasan mengapa aku sangat tegang. Di hadapanku ini, adalah seorang Grizelda Agriche.

Seorang Agriche. Yang bahkan kehadirannya sama sekali tidak disebutkan di novel, video game, atau apapun itu.

Tokohnya yang tidak digambarkan itu membuatku was-was, aku tidak mengetahui pola pikir wanita ini.

Sehingga yang bisa kulakukan, hanyalah mengamatinya. Aku berusaha tarik-ulur dengan wanita ini, tapi sepertinya tidak berpengaruh.

Aku sudah melontarkan kalimat-kalimat yang sifatnya mencari ribut, tapi respon Grizelda hanyalah tersenyum. Aku tidak bisa membacanya.

Selain aku, dia hanya diam saja. Aku penasaran kenapa dia seperti ini.

"Saya──"

"Kau?" Grizelda kembali memotongnya.

Aku menelan paksa ludahku, "──saya tidak mengerti mengapa Anda ingin berbicara kepada saya."

EQUANIMITYWhere stories live. Discover now