"Kalo ini cara Lo buat bubarin persahabatan kita...sorry gue gak percaya dan kalo pun iya, gue gak bakal ninggalin Amora...walau pasti akan kecewa"

Sera tertawa mendengar ucapan Alin, hah...dia hanya mengatakan fakta.

"Terserah Lo, semua keputusan ada sama Lo...ohh Amora tetaplah salah percaya gak percaya Lo berdua...sekali lagi semuanya tergantung Lo berdua"

Sera melangkah meninggalkan Gea dan Alin yang kembali saling tatap.

"Kita bakal tanya Amora Lin...."

"Hmm, gue gak sebodoh itu untuk percaya ge"

Mereka melangkah menuju kelas, berharap yang di katakan Sera tak benar.

Amora mantan kendri dan Amora meracuni Nadira, semuanya terasa nyambung tapi...apakah harus dengan cara meracuni? Kenapa Amora sekejam itu...?

.....

Amora menguap lebar lalu mengucek pelan matanya, kelas sekarang nampak mulai ramai dengan ada beberapa siswa yang duduk serta berkumpul.

Namun bukan itu masalahnya, teman sekelasnya ini semuanya menatap Amora sangat lekat membuat Amora merasa sedikit malu. Apakah ada iler di pipinya? Atau Amora tadi ngorok?

"Ada apa?"

"Cih...ada apa katanya, setelah meracuni seseorang dengan santai nanyak ada apa"

"Gue kira dia beda Lo"

"He em, ternyata lebih ganas"

"Tapi gue kurang percaya sih....dia dari tadi di kelas Cok"

"Alah, jaman sekarang ada duit semua beres"

Amora mengerinyit bingung, mereka seperti menceritakannya tapi dengan suara yang cukup keras. Mereka seakan menyindirnya namun...apa salah Amora?

"Racun? Apaan dah? Gaje ni orang sekelas" ucap Amora kesal, namun teman sekelasnya tak ada yang menggapai.

Amora menggaruk kepala bingung, sedetik berikutnya ia mengangkat kedua bahunya, merasa tak penting jika mengurusi itu.

Sekarang fokusnya pada para cacing di dalam sana Yang terdengar berdemo meminta jatah.

Amora hendak berdiri menuju kantin namun sebuah roti dan susu kotak menghentikan kegiatannya.

Amora tersenyum lebar, mengangkat kepala menatap dua gadis yang kini juga menatapnya.

"Terima kasih"

Amora memilih abai dengan tatapan kedua sahabatnya yang hpir sama dengan tatapan orang sekelas, memakan roti coklat kesukaanya lebih menarik dari pada mengurusi hal yang membingungkan.

"Mor, gue mau banyak sesuatu Ama Lo" ucap Gea tiba-tiba.

Amora menghentikan kunyahnya lalu menatap Gea sejenak dan menganggukkan kepalanya " boleh, tanya aja...tapi jangan soal pelajaran apalagi matematika, gak bakal bisa aku jawab kalo itu" ucap Amora terkekeh di akhir kalimat.

Ia lalu meraih susu kota, meminumnya perlahan.

"Lo beneran mantan kendri..."

'uhuk....uhuk'

Amora menatap Gea dan Alin secara bergantian, walau Gea berbisik Amora kaget mendengarnya.

"Kata siapa?" Tanya amora ikut berbisik.

"CK...bialng aja iya atau nggak nya..." Alin yang diam mengeluarkan suara terdengar ngegas.

"Santai dong Lin, aelah...ikut gue"

Amora menarik tangan kedua sahabatnya, mencari tempat sepi.

Mereka sampai di sudut sekolah, tempat awal Amora bertemu Gea.

"Oke, jelasin apa yang terjadi....kenapa orang-orang natap aku begitu dan kenapa mereka bahas racun? Dan satu lagi....kenapa muka Lo gitu Lin..."

Alin nampak membuang muka membuat Amora bertambah bingung. Lalu Gea yang berdiri duduk di samping Amora persis seperti awal mula Amora Vediras bersikap aneh bedanya sekarang ada Alin yang kini berdiri menyandar pada dinding.

"Sera bilang....Lo racun Nadira dan Sera bilang Lo mantannya kendri dan Sera bilang....."

"Trus kalian percaya? CK, kalian sahabat aku kan? Ayolah buat apa aku racunin Nadira, gak ada gunanya juga...kalo aku jadi kaya mendadak  dah kuracuni dari dulu juga" ucap Amora santai dan terkekeh di akhir kalimat.

"Dan untuk kendri..." Amora menggigit bibir bawahnya, ia takut salah jawab.

"Iya...aku beneran pernah pecatan Ama kendri dan jujur saat itu aku...aku di paksa Ama dia, kalo gak dia bakal bocorin rahasia aku...."

Ia menatap gea dan Alin saling bergantian, kedua gadis itu seakan bertanya...'rahasia apa lagi yang Lo sembunyikan amoraa??'

"Aku pernah ngomopol di dekat toilet karena gak tahan dan gak sempat masuk.....saat itu Nadira belum datang dan...saat itu kendri maksa aku jadi pacarnya....tapi gak lama kok!! Cuma sebulan dua bulan pas Nadira masuk yah...dia putusin aku...."

"Kita pacaran diam-diam, cuma aku dan dia yang tau....aku gak tau apa alasan kendri, yang jelas saat itu....dia....hiks---hiks..."

Gea yang melihat Amora menangis reflek memeluk gadis itu, Alin yang sedari tadi diam pun mendekat dan duduk di samping Amora ikut memeluk gadis itu.

Diam-diam Amora tersenyum penuh kemenangan, ah semua kisahnya dan kendri hanyalah kebohongan...jelas Amora tak tau bagaimana Amora asli dahulu saat berpacaran dengan kendri.

Amora berharap Karanganyar sedikit mendekati dengan fakta yang ada, yang jelas setelah ini Amora harus mencari tau fakta itu....dia juga gelisah selama ini...ia gelisah takut benar-benat sudah di coblos oleh si kampret kendri.




















Vote comen guys

Awas Lo ya, akang kendri gak muncul bisa jadi ku suruh datangin kalian Lo ya....👉🔪🧨🪚🪓🗡️💣 Pilih deh.

Yuk vote

Vote

Vote

Vote

Vote

Amora (END)Where stories live. Discover now