2.62

224 46 43
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Setelah pulih dari rasa pening yang menggerogoti, Ye Mi memulangkan Xiao Sa dalam keadaan aman. Mengingat kegiatan panas yang dilakukan beberapa saat lalu, wajah lelaki manis itu ditelan rona merah berkepanjangan. Dia menjadi malu sekaligus takut akan menimbulkan kecurigaan. Namun, itu hanyalah ketakutan belaka yang tak berarti. Dia menatap ke arah ruang makan yang telah kosong tak berpenghuni. Semua makanan di atas meja telah lenyap seketika bersamaan dengan menghilangnya dua pasangan di kediaman Wang. Tidak perlu berpikir secara serius, Xiao Sa telah menemukan jawaban yang tersodor dengan sendirinya. Sudah pasti mereka telah masuk ke habitat masing-masing untuk melewati malam panjang bersama pujaan hati.

Xiao Sa tiba-tiba dipenuhi penyesalan yang dalam setelah berpikir kenapa dia tidak kabur saja bersama Ye Mi daripada menjadi satu-satunya manusia kesepian di sana.

Membawa langkah tanpa sedikit pun semangat jiwa, Xiao Sa berjalan menuju kamar. Malam seperti sedia kala kembali dalam sekejap mata. Sialnya, kini dia diapit oleh dua pasangan yang tidak tahu malu. Jika dulu hanya ada desahan Xiao Zhan, sekarang ada suara baru yang terdengar belum terlatih, masih kaku, tetapi sudah cukup untuk memicu kekesalan di dalam hati.

Berani-beraninya mereka sibuk bercinta di malam kepulangannya!

Jika tahu akan berakhir demikian, Xiao Sa tidak akan pernah memilih untuk kembali ke China. Dia akan membusuk bersama Lin Yi di luar negeri. Persetanan dengan mereka semua!

Xiao Sa menjatuhkan tubuh secara kasar dengan posisi tengkurap. Dia menekan bagian wajah yang menempel pada bantal sebelum mulai berteriak murka, "SIAL, SIAL, SIAL! MENYEBALKAN!!!"

Teriakan tersebut tidak sepenuhnya dapat diredam, masih dapat didengar samar-samar oleh dua pasangan yang menghentikan sejenak segala pergerakan. Wang Yibo dan Xiao Zhan tidak terlalu terkejut sebab bisa menebak alasan dari teriakan frustasi itu mengudara. Mereka sempat bertukar senyum geli sebelum kembali melanjutkan aktivitas panas yang sangat haram untuk ditunda. Sementara Gu Wei mati-matian menahan dada Chen Yu. Dia ingin berhenti sebab takut dituduh melakukan hal mesum. Mereka hanya berciuman, tidak melakukan aksi lebih-lebih, tetapi Chen Yu sangat agresif hingga membuat Gu Wei tak dapat menahan desahan.

Chen Yu melabuhkan kecupan singkat di bibir Gu Wei, menggigit sedikit untuk tindakan membantah keinginan lelaki manis itu. Dia juga mulai menjelaskan secara singkat dengan kata-kata yang sulit dicerna, "Abaikan saja Xiao Sa. Dia hanya kesurupan sesaat."

Apakah Gu Wei tidak salah dengar? Bukankah orang kesurupan harus segera ditolong? Kenapa justru diabaikan? Sibuk memikirkan hal tersebut, dia tidak sadar ketika Chen Yu sudah kembali menciumnya secara ganas. Ciuman yang semula lembut tiba-tiba berubah menjadi kasar dan penuh penekanan. Gu Wei tidak mampu menahan erangan yang lolos. Dipikirnya kediaman Wang yang mewah itu memiliki kedap suara yang sangat bagus sehingga dia tidak lagi menahan diri.

"Ahh ... eumhh ..." erangan yang bercampur dengan desahan tidak tahu malu itu telah sampai di telinga Xiao Sa.

"Bagus! Desahan mereka semakin kencang saja. Tidak tahu malu!!!" rutukan Xiao Sa seperti tiada habisnya, bahkan berlanjut sampai fajar menjelang. Matanya terbuka lebar-lebar, dihiasi oleh urat-urat lelah kemerahan. Lingkaran hitam di bawah mata semakin memperlebar wilayah. Setiap kali rasa kantuk didapat, selalu diusir jauh-jauh oleh desahan sang ibu yang tidak pernah berakhir. Sementara desahan Gu Wei sudah tidak terdengar lagi.

Xiao Sa tidak dapat membedakan mana yang pasangan muda dan pasangan tua. Seolah stamina Wang Yibo selalu penuh, usia tampak seperti penipuan publik. Xiao Zhan pun tidak ada bedanya. Dia sedikit banyak berharap Ye Mi tidak semaniak seks seperti mereka. Bisa rontok tulangnya jika setiap malam digempur di usia yang tidak muda lagi.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Where stories live. Discover now