2.05

565 83 25
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Hari libur tidak selamanya dinikmati dengan melakukan kegiatan seru dan menyenangkan. Jika itu adalah tahun-tahun di mana Chen Yu dan Xiao Sa masih berada di bangku sekolah, mungkin keluarga Wang sudah sibuk membuat agenda liburan di luar kota atau bahkan di luar negeri. Sayangnya liburan tahun ini hanya digunakan untuk belajar, belajar, dan belajar. Tidak ada hari tanpa belajar, terutama bagi Xiao Sa yang ingin mengikuti jejak sang kakak untuk berkuliah di luar negeri. Dia akan mengorbankan acara liburan serunya demi memetik kesuksesan di masa depan. Sementara Chen Yu tidak masalah jika harus menemani Xiao Sa belajar sepanjang hari, dia bahkan tidak masalah jika sang adik terus mengusik ketentraman hidupnya dengan mempertanyakan banyak materi yang tidak dipahami. Chen Yu dengan senang hati membantu, alih-alih mengeluh.

Wang Yibo dan Xiao Zhan sendiri berperan aktif sebagai orangtua yang mendukung penuh keinginan sang anak. Meski demikian, mereka juga tetap mengawasi untuk menegur sewaktu-waktu jika si kembar terlalu memforsir diri hingga berakhir dengan mengabaikan kondisi tubuh yang tidak selamanya bisa dipaksa terus bekerja.

Beruntungnya hasil yang didapat sangat memuaskan. Ada pepatah mengatakan bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Xiao Sa benar-benar berhasil mengikuti jejak Chen Yu.

Ketika hari pengumuman telah tiba, Xiao Sa merasa takut dan sama sekali tidak berani membuka situs yang mencantumkan nama-nama orang yang diterima di Universitas Harvard. Dari pagi sampai sore dia hanya berbaring di ranjang dengan ditemani laptop yang masih menyala di sebelahnya tetapi tidak digunakan, hanya ditatap ragu-ragu dan berakhir dengan menutup kembali laptop tersebut. Kegiatan itu terus berulang hingga membuat semua orang berada di batas kesabaran, terutama Wang Yibo yang bahkan telah bertransformasi menjadi pekerja yang nakal dengan meliburkan diri tanpa izin. Beruntung dia adalah pemimpinnya, jika dia hanyalah pegawai, itu akan menjadi masalah besar.

Wang Yibo memberikan sinyal melalui tatapan mata kepada Chen Yu, kemudian melirik sekilas ke arah laptop dan memberikan perintah secara diam-diam agar anak pertamanya itu mencuri informasi selagi dia menahan Xiao Sa.

Dengan penuh kepatuhan, Chen Yu merebut paksa laptop dan secepat mungkin membuka situs resmi Universitas Harvard. Mata Xiao Sa membola, segera membangkitkan diri untuk merebut kembali apa yang telah diambil paksa darinya. Namun pergerakannya kalah cepat dengan Wang Yibo yang sudah menarik Xiao Sa ke dalam dekapan kuat. Aksi pemberontakan tidak pernah berhenti dilakukan, mulai dari meronta-ronta, memukul hingga menggigit pundak sang ayah. Meski demikian, pertahanan Wang Yibo sama sekali tidak terusik. Justru semakin kuat seiring pemberontakan semakin banyak didapat.

Xiao Sa merasa lemas akibat tenaga yang terkuras habis sebab terlalu banyak bergerak. Pada akhirnya, dia meminimalisir pergerakan dan menggantinya dengan memprotes melalui kalimat dengan nada tinggi. "Lepaskan aku, Papa!"

"Shhttt, diam!" Wang Yibo mendesis kasar dan memberi perintah yang tidak main-main. Jika perintah sudah keluar dari bibir tebal sang ayah, maka tidak akan ada cara lagi untuk membantah. Apa pun yang diinginkan harus dipatuhi.

Cara terakhir yang bisa Xiao Sa lakukan adalah menatap lamat-lamat ke arah Xiao Zhan dengan mata berkaca-kaca. Membuat penampilan serapuh mungkin untuk menggetarkan hati lemah sang ibu dan aksi itu berhasil dilakukan. Dalam pandangan Xiao Zhan, anak terakhirnya itu terlihat sangat lemah dan rapuh, mirip seperti seekor anak anjing yang baru saja dibuang oleh majikannya. Perasaan tidak tega mulai menggerogoti hati, dia pun mulai membantu Xiao Sa agar terlepas dari Wang Yibo.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Where stories live. Discover now