2.51 🔞

442 62 34
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"Tuan Ye ... a-aku hanya berpamitan akan buang air kecil." Xiao Sa meronta secara diam-diam, berharap diberi keringanan. Dia sangat tahu sifat Xiao Zhan yang cenderung peduli sekitar. Jika dia tidak kembali dalam beberapa menit, sudah dipastikan lelaki manis itu akan mendorong satu per satu pintu bilik untuk menemukan keberadaannya.

Ye Mi justru senang mendengarkan penjelasan singkat milik Xiao Sa. Dia tidak sabar menunggu berhadapan dengan calon mertuanya. Ingin melihat sesuatu hebat yang akan terjadi jika sang anak ketahuan berada di dalam kamar mandi bersama lelaki lain, bahkan melakukan sesuatu yang tidak terpuji. Pasti itu akan menjadi drama yang sangat seru. Ye Mi semakin bersemangat mengerjai tubuh sang kekasih.

Tekanan pada leher Xiao Sa mengendur bersamaan dengan tangan Ye Mi yang mulai bergerak turun. Setiap pergerakan mampu mengalirkan kebahagiaan yang semakin dalam. Menjebak sang kekasih di dalam jurang kenikmatan tiada tara. Xiao Sa bergetar ketika tangan pihak lain tiada henti mengenai titik sensitifnya. Mulai dari bagian dada yang semula diusap halus sampai dicubit kuat, membuat puting mengeras seperti batu. Lelaki manis itu tersenyum tipis sembari menutup mata rapat-rapat. Kepala mendongak seiring bibir ranum terbuka untuk mengeluarkan desahan nakal.

"Uhm ... Tuan." Nada yang Xiao Sa gunakan cukup rendah, menonjolkan sisi kelemahan yang membuat Ye Mi ingin merusak lagi dan lagi.

Ye Mi menggeram tertahan, menghentikan segala pergerakan sementara waktu untuk menstabilkan segala emosi yang berdatangan di hati. Namun, semua yang dilakukan masih belum cukup. Dia tidak merasa lega jika tidak melampiaskan secara langsung. Melihat pundak polos di hadapannya yang tampak seperti melambai ingin segera dicicipi, dia tidak dapat menahan hasrat untuk merusak bagian tersebut. Perlahan tetapi pasti, wajah Ye Mi mendekat pada pundak Xiao Sa. Memberikan jilatan basah sebagai permulaan, sebelum mulai melakukan permainan yang lebih berat.

Tiba-tiba, Xiao Sa menjerit tak tertahankan. Mengejutkan seorang lelaki yang sedang membasuh tangan di wastafel. Lelaki itu mendekat dan bertanya dengan penuh kekhawatiran, "Anda tidak apa-apa, Tuan?"

Xiao Sa tidak segera menjawab sebab bibir dibekap kuat oleh tangan kekar milik Ye Mi. Sebagai kekasih yang baik, lelaki tampan itu mewakilkan sang kekasih untuk menjawab, "Tidak masalah."

Perasaan aneh menyergap hati kala menerima tanggapan dari suara yang terdengar agak berbeda. Namun, hati putih lelaki itu menolak berpikir macam-macam sehingga anggukan kepala mulai dipertontonkan sebagai tanggapan meski tidak dapat dilihat langsung oleh lawan berbicara. Dia pun menyelesaikan acara membasuh tangan dan mulai pergi dengan penuh pengabaian. Sementara Ye Mi tiada henti menyalurkan tatapan tajam ke arah Xiao Sa. Ketika langkah kaki di luar telah menjauh, dia melepaskan bekapan pada bibir ranum. Kemudian, bertanya dengan tidak sabaran, "Ingin ketahuan?"

Xiao Sa jelas tidak ingin, tetapi rasa sakit di bagian pundak benar-benar tidak dapat dihindari. Rasa perih tiada henti mendera, terlebih lagi setiap kali merasakan cairan yang menetes dari dalam bagian yang Ye Mi gigit. Dia dapat merasakan meski tidak dapat melihat secara langsung. Sudah dipastikan bahwa pundaknya saat ini tengah berdarah. Ye Mi kini menatap puas pada hasil karya yang dia buat secara sempurna. Gigitan meninggalkan jejak yang dalam. Kulit putih mulus berubah menjadi biru lebam, dihiasi oleh cairan merah yang tampak memukau. Dia tidak dapat menahan perasaan senang yang membasahi inti hati. Mendaratkan bibir tebal tepat di atas lubang yang mengalirkan darah. Tidak lama setelah itu, lidahnya terjulur keluar, menjilati dan mengisap darah sampai bersih.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Where stories live. Discover now