Amora tertawa keras, menggoda Gea dan Deri yang kini nampak diam saja menatap datar adek tirinya ini.

Tawa Amora terhenti kala mendapatkan cubitan dari Gea.

"Aduh...eh awas kamu Gea....tak akan ku berikan Restu kamu....."

Amora berteriak, mengejar Gea yang sudah berlari menyusuri koridor.

Deri yang di tinggal sendiri tentunya merasa malu dengan kelakuan adik tirinya itu. Hey, teriakan Amora tidaklah kecil, dan sekolah saat ini sudah mulai ramai.

......

"Serius Lo NAD?"

"Iya ser, aku udah mulai pindah semalam tapi....."

"Tapi apa nad? Ada si Amora di rumah Felix?"

Nadira menggelengkan kepalany, dirinya saat ini sedang berada di toilet bersama Sera. Ia yang tak tahan untuk menceritakan kesenangannya menarik Gea ke salah satu toilet wanita di sekolah ini.

"Terus apa?" Sera sedari tadi bertanya tak santai, membuat Nadira heran sendiri.

"Felixnya gak di rumah, dan ternyata kerumah mamanya bareng Amora, terus Felix gak pulang semalaman, ah bahkan pagi pun ia tak ada di rumah"

"Wah....jangan-jangan ....."

"Wus, gak usah mikir aneh-aneh Lo ya ser, felix itu ada kerjaan kata bi Imah, makanya gak pulang"

"Ya kirain, oh iya rencana kita jadi gak?"

Nadira menatap Sera sejenak, ah ia ingat 'rencana yang di maksud Sera.

"Tapi ser...."

"Gue liat kendri di taman belakang deketin Amora, CK....cewek itu pantas di gituin nad, murahan"

"Kendri? Amora?"

"Iya NAD, Lo liat deh udah punya Felix masih aja kecentilan Ama kendri"

"Emm...pantas kendri sekarang agak jarang kabari aku dan ngajak jalan"

"Tuh kan apa gue bilang, pasti si centil Amora godahgoda kendri"

Nadira mengengkat bahu tak peduli, jika di tanya cemburu atau nggak jelas jawabannya cemburu.

Bukan cemburu karena cinta...ia cemburu karena kendri beralih pada Amora.

Gadis itu....tidak hanya berubah menjadi berbeda tapi jangan ga mendapatkan apa yang ingin Nadira dapatkan.

Perhatian seluruh orang dan Felix.

Nadira awalnya tak membenci Amora sekarang mulai merasakan kesal pada gadis itu, ah Nadira juga tau pastilah Amora yang menghasut Alina untuk tak membuli ia lagi.

Gadis itu......harus di singkirkan.

Itulah kata Sera, kata sahabatnya ini.

.....

"Gue tanya sekali lagi...."

"Siapa yang nyuruh Lo, bangsat"

'bug'

'bug'

'trak'

Felix tertawa kencang, melihat keberutalan bawahan sekaligus sahabatnya itu.

Ia yang sedang duduk di sofa dengan satu kaki di atas kaki lainya dan tangan bersedekah dada. Terus saja memperhatikan Alex menyiksa salah satu penghianat di perusahaannya.

"SIAPA, BANGSAT?"

"Jawab atau Lo dan keluarga Lo lenyap dari dunia ini....."

"Jangan--- jangan keluarga---saya"

"MAKANYA JAWAB!!"

"Kendrian......dia yang menyuruhku menhhmencuri data..,..."

'dor'

Felix bertepuk tangan, tertawa menyeramkan. Ia bangkit dari duduknya, menatap tajam penghianat yang baru saja meregang nyawa oleh senjata kesayangannya.

"Buang mayatnya, lalu selidiki kendrian.....ah nampaknya bocah itu bermain-main dengan ku....hahahah"

Felix kembali tertawa menyeramkan, dengan setelah kantoran ya cowok itu melangkah keluar. Memasuki lift.

Ruangan penyiksaan yang berada di ruangan bawah tanah kantornya, Felix.

Ruangan yang hanya ia dan anak buahnya yang tau. Ah ingatkan Felix untuk mengajak gadis aneh itu untuk mengunjungi ruangan satu ini.

Ah, mengingat gadis itu menjadikan Felix tak sabar untuk bertemu lagi, ia dengan cepat melangkah menuju ruangannya lalu menelpon si gadis ..yang tak lain tak bukan Amora.

"Apa kang? Lagi masuk ini.....ntar iPhone mahal aku di sita..."

Felix tersenyum mendengar suara itu, ia dengan santai mengalihkan panggilan ke mode video.

"Aduh, si akang di bilangin malah nambah jadi"

"Mau bolos?"

"Wahh, nawari ini apa nanyak?"

"Gue jemput lima belas menit lagi....."

'tutt'


















Nungguin gak?

Wkwkwk

Vote comen gaesss

Ayo dong, vote dan comen biar semangat ini

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang