11. Sahabat

1.3K 54 0
                                    

Reno melamun menatap hamparan air pantai di hadapannya yang terhampar luas begitu indah di sore hari.

Pantai menjadi salah satu tempat favorit bagi Reno saat banyak beban pikiran yang menghajarnya habis-habisan seperti sekarang ini.

Hidup lagi berat-beratnya masalah keluarga malah datang di waktu yang tidak tepat.

Perdebatan orang tua nya selalu menghantui otak Reno, keluarga Reno sangat berkecukupan bahkan bisa dibilang lebih dari cukup tapi dibalik kelebihan itu ada kekurangan yang dimana hubungan antara mamah dan papah nya tidak pernah akur dan harmonis seperti pasangan suami istri lainnya.

Meskipun sudah menikah puluhan tahun tapi orang tua nya masih saja hobi bertengkar.

Seperti siang tadi contohnya Papah Reno yang baru saja pulang dari Surabaya kumat dengan penyakitan nya, membawa wanita simpanan dengan tidak tau malu kerumah mereka untuk kesekian kalinya.

Fara tentu saja marah dan mengamuk melihat kelakuan suami nya yang tidak pernah berubah walau dirinya selalu mengancam akan ada perceraian.

Reno yang baru pulang masuk kerumah yang telah berantakan karna Fara melempar barang-barang langsung meminta papah nya agar segera pergi membawa wanita simpanannya itu.

Tidak ada tangisan yang keluar dari wanita setengah baya itu, Fara hanya meluapkan amarahnya pada barang-barang di sekitarnya tapi sepertinya apa yang dilakukannya berhasil membuat Suami nya diam tidak berkutik.

Reno mengambilkan segelas air untuk Fara mengajaknya duduk di sofa menenangkan diri. Setelah menemani Fara hingga suasana hati nya tenang kembali Reno berdiri pamit untuk ke kamarnya.

Tidak ada satu pun kata yang Reno keluarkan tentang masalah tadi, anggap lah Reno tidak menyaksikan apapun untuk menghargai perasaan Mamahnya.

"Ngalamun lo." Cipratan air mengenai wajah Reno, Acha pelakunya menatap Reno dengan tampang datar.

Reno melihat sekitar mereka tapi tidak menemukan orang yang dirinya kenal selain Acha. "Lo sendirian kesini?." Tanya Reno tidak habis pikir pada Acha yang nekat menyusulnya.

Reno memang memberitahu Acha jika dirinya pergi ke pantai saat cewek itu bertanya dimana dirinya tapi Reno sudah memberikan peringatan keras agar Acha tidak menyusulnya.

"Sama Abang gojek."

Reno menghela nafas panjang. Keras kepala memang anaknya tapi Acha tetap menjadi orang pertama yang menemaninya disaat seperti ini.

Acha mendudukkan dirinya diatas pasir pantai yang basah menikmati langit sore yang lumayan indah di matanya.

"Nenangin diri dipantai mungkin ide yang bagus tapi akan jauh lebih bagus lagi kalo lo cerita dan ungkapin isi pikiran lo supaya gak meledak." Ucap Acha.

Reno terdiam menatap wajah Acha yang menatap lurus kedepan tanpa ekspresi apapun, omongan tadi keluar dari mulut Acha?

"Dari mana?."

"Apanya?"

"Dari mana lo nemuin kata-kata tadi?."

Acha menatap sekilas Reno sebelum kembali menatap pemandangan langit sore didepan nya. "Dari abang gojek tadi, gue cerita." Jawab Acha.

"Pantes."






*****




"Makasih udah jajanin gue."

"Iya."

Acha nampak berpikir sebentar. "Lo gak mau nebeng drakor an dulu?." Tawar Acha, Reno menggeleng menolak tangan kanannya terulur menyentuh puncak kepala Acha mengacaknya pelan.

Hi, AchaWhere stories live. Discover now