8. Benalu

1.5K 60 0
                                    

"Lo putus sama Shafa?" Reno mengangguk semuanya dia ceritakan pada Acha setelah pulang bekerja beberapa saat yang lalu.

"Keren, ini rekor terlama lo pacaran." Acha bertepuk tangan salut pada Reno, mulutnya mengunyah buah mangga yang telah dipotong oleh Reno.

Acha duduk bersila berhadapan dengan Reno, dagunya ia tompangkan ditangan menatap wajah Reno dengan lekat lalu geleng-geleng.

"Tapi wajar juga Shafa putusin lo, muka lo dibawah rata-rata soalnya."

"Enak banget tuh mulut kalo ngomong."

Reno menyisir rambutnya kebelakang menggunakan tangannya. "Dulu gue bintang kampus, jangan salah." Bangganya.

Acha berdecih. "Bintang laut lo." Ledeknya.

"Serius."

"Gak percaya, mana buktinya."

Memang harus dikasih paham. Reno memberikan handphone nya pada Acha membiarkan cewek itu melihat isi nya sendiri.

Acha cukup terkejut melihat arsipan nomor-nomor tidak dikenal yang berusaha mengajak kenalan Reno, hanya ada dua pesan yang tidak di arsip kontak miliknya dan juga Shafa.

"Cukup bisa dipercaya." Acha memberikan kembali handphone nya pada Reno.

"Kalo gue mau gue tinggal pilih." Ucap Reno dengan sombongnya menyuapkan potongan mangga ke mulutnya.

Acha berdecih. Reno memang banyak yang mengejar tapi anehnya cowok itu tidak pernah mau merespon sampai kadang Acha berpikir jika Reno adalah gay.

Acha tidak pernah menganggap Reno sebagai cowok itu lah mengapa dirinya tidak pernah merasa risih pada Reno. Seperti sekarang ini contohnya, Acha hanya menggunakan celana pendek sebatas paha dan juga tangtop hitam yang memperlihatkan leher jenjangnya mereka berdua sama-sama duduk dikasur sambil memakan mangga.

"Tapi menurut lo."

Reno menaikan alisnya menunggu ucapan Acha berikutnya.

"Gue cantik gak?." Tanya Acha sambil memperagakan badannya berpose seperti model-model.

Reno hampir tersedak dengan potongan mangga yang dimakannya, kenapa pertanyaan itu tiba-tiba Acha tanyakan kepadanya dan kenapa pula Acha harus berpose seperti itu bikin Reno kaget saja.

"Gimana, gue cantik gak?." Acha mengedipkan sebelah matanya.

Reno membuang pandangannya ada apa dengan dirinya kenapa dirinya tidak sanggup melihat Acha yang seperti itu.

"Cantik." Jawab Reno tanpa berani melihat Acha.

"Masa sih, boong lu ya?."

"Terserah percaya atau ngga." Reno turun dari kasur membawa piring yang sudah kosong berlalu pergi dari kamar Acha.

Acha menatap pantulan dirinya di kaca. "Iya sih, cantik." Puji nya pada diri sendiri.











*****












"Reno."

"Shafa." Kehadiran Shafa membuat Reno terkejut entah kenapa bisa se kebetulan ini.

"Lo sendiri?" Tanya Reno, Shafa mengangguk wajah cewek itu terlihat murung dengan mata yang sembah seperti habis menangis.

"Aku mau minta maaf."

"Gapapa gue ngerti."

Shafa menggigit bibir bawahnya dengan ragu tangannya menyentuh tangan Reno lalu digenggamnya. "Ren, tentang ucapan aku waktu itu."

Hi, AchaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ