♡4♡

67 26 3
                                    

07.05
Jakarta

"Masyaallah. Banget bangetan tinggi"

Tara saat ini tengah memandangi gedung pencakar langit dengan mata takjub. Tapi beberapa saat kemudian pandangannya langsung teralihkan dengan tulisan besar didepan gedung pencakar langit tersebut 'Electronic House'. Itulah tulisan besar yang terpampang jelas di gedung itu.

"Oh ... Jadi ini Perusahaannya?"

Tara mengelus pelan dagunya dengan dua jari, seraya sedang mengamati perusahaan yang akan menginterview dirinya nanti.

"Gedungnya besar dan tinggi, model desainnya juga modern banget. Pasti orang-orangnya dari luar negeri semua dan orang kaya" feeling-nya.

"Kalau di pikir-pikir ... aku bakal diterima gak ya?" Tuturnya, berbicara sendiri dan masih setia memandangi gedung perusahaan yang sangat terkenal ini.

Sebenarnya dirinya sudah mencari tau tentang perusahaan itu sebelum berangkat untuk interview kerja. Akan tetapi ia belum sempat melihat seperti apa tampang perusahaannya.

Dan hari ini, dengan langkah yang terasa sedikit berat. Ia mencoba untuk tetap tenang agar tidak nerves saat akan memasuki gedung bertingkat banyak ini.

~♡~

Sekarang, Tara sudah berada di dalam gedung PT Electronic House. Yang konon katanya perusahaan ini merupakan perusahaan terbesar di Negara Indonesia. Bahkan nama perusahaannya pun sampai terkenal ke luar negeri.

Bukan hanya nama perusahaannya saja yang terkenal di luar negeri. Di sana juga sudah ada beberapa cabang dari perusahaan Electronic House. Salah satunya ada di negara China, Negara yang terkenal dengan sebutan "Negara Bambu".

Setiap langkah demi langkah yang Tara lalui di lobby kantor. Dirinya terus saja berdoa agar interviewnya hari ini berjalan dengan lancar dan aman.
Tak lupa Tara juga berdoa agar nanti HRD nya tidak seram dan galak, seperti yang ia bayangkan selama ini.

Terlepas dari memikirkan orang-orang di kantor. matanya tak pernah berpaling memandangi seisi dalam gedung yang besar dan tinggi ini. Semakin Tara perhatikan, semakin terpukau juga dirinya karena tampilan dari isi gedung ini sangat modern, lebih modern dari tampilan luarnya.

Tara perlahan jalan menghampiri patung tinggi yang berbentuk pohon, dan juga beberapa hiasan pajangan karya seni terkenal lainnya yang terbilang sangat mahal dan langka.

Brukk!

Saking terpesonanya dengan pemandangan yang ia lihat, sampai tidak sadar jika di depannya ada seseorang yang tengah berdiri membelakangi dirinya.

Alhasil ia pun menabraknya dan membuat Tara terjatuh kebelakang.

"Ahss ... " Tara meringis, lalu memegangi pinggulnya yang terasa sangat sakit ini.

"Maaf-maaf. Saya tidak seng–nga–ja" Matanya membola dan mulutnya terdiam  ketika melihat sosok yang ia tabrak barusan.

Yups! Saat ini ia terkejut karena orang itu adalah Hafiz, pria yang tidak sengaja ia tabrak saat di stasiun kereta tadi.

"Are you okay?" tanya Hafiz. Langsung membantunya berdiri.

"Nggak kok. Gapapa" balasnya cepat. Lalu bergerak menjauh mencoba jaga jarak.

Melihat gelagat aneh dari Tara, Hafiz tiba-tiba menyunggingkan senyuman padanya, seperti paham.

"Saya tidak bermaksud macem-macem. Hanya ingin memastikan bahwa kamu memang benar baik-baik saja." ujar Hafiz.

THE LOVE TRIANGLE (On Going)Where stories live. Discover now