Chapter 8

44 17 1
                                    

~06.00

"Momskih. Do'a in ya semoga orang-orang di sana baik semua" ucap Tara sambil mencium punggung telapak tangan ibunya.

"Tanpa disuruh Mamah udah doain kamu" sahut Rasih.

Tara melirik jam dipergelangan tangannya, lalu segera berjalan keluar dari pintu rumah menuju depan rumah untuk memesan ojek online.

Dan sekarang ini Tara sedang di jalan menuju ke Stasiun Kereta dengan menaiki ojek online yang sudah ia pesan sebelumnya.

Awalnya Tara ingin berjalan kaki untuk ke Stasiun, akan tetapi jarak antar rumah dengan Stasiun lumayan jauh yaitu 5 Km. Jadi ia pun memilih untuk naik ojek online yang kebetulan lebih cepat sampai.

Lagipula jika Tara berjalan kaki itu sangatlah tidak memungkinkan, karena hari ini ia memakai high heels, dan kemungkinan itu akan sulit untuk berjalan cepat dibebatuan.

"Mau berangkat kerja, Neng?" tanya abang ojol setelah melihat penampilan Tara.

"Iya. Kenapa memang?" tanya balik Tara

"Nggak kok Neng. Hanya aja Eneng cantik banget"

Mendengar cetusan tersebut, Tara langsung terkejut antara senang dan risih, campur menjadi satu.

"Terma kasih atas pujiannya" balas Tara yang terdengar kaku.

***

"Sudah sampai Neng"

"Terima kasih Bang. Uangnya udah aku transfer ya" ujar Tara saat turun dari motor

"Siap Eneng cantik" balas Abang ojol sambil mengedipkan sebelah mata padanya.

'oke, bukan waktunya marah-marah.' batin Tara. Mencoba mengingatkan dirinya.

Tara hanya membalasnya dengan senyuman singkat. Sebelum berjalan memasuki Stasiun kereta.
Bersamaan dengan kepergiannya, Abang ojol itu pun ikut pergi dari area Stasiun kereta.

"Mas. Mau isi saldo 30 ribu" ujar Tara pada salah satu penjaga loket.

"Siap Neng"

Mas-mas penjaga loket langsung mengambil kartu yang Tara berikan. Tak sampai 20 detik si penjaga loket kembali memberikan kartu hitam tersebut pada Tara.


Sekarang Tara sudah mengerti tentang jalur kereta yang mana jalur kereta untuk ke Stasiun Tanah Abang dan yang mana jalur kereta untuk ke Stasiun lain. Dan Tara kini sedang duduk dikursi tunggu sambil menunggu kedatangan kereta yang akan ia naiki nanti.

"Dek?"

Tiba-tiba seorang ibu-ibu datang dan menyapa Tara tanpa sebab.

"Iya Bu, ada apa?" balas Tara sambil tersenyum

Apakah ibu-ibu ini akan memujinya cantik seperti abang ojol tadi, atau... Namun, sepertinya ada yang salah dengan ekspresi wajahnya ibu tersebut.

"Saya cantik ya, Bu?" tutur Tara dengan pede'nya.

Tapi jika diperhatikan, seperti ada yang aneh dengan ekspresi wajah ibu itu saat Tara mengatakan kalimatnya tersebut. Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah seperti orang yang sedang menahan tawa.

"Pfft! Saya hanya ingin kasih tahu kalau bedak kamu nggak rata" beber ibu itu mencoba menahan tawanya.

Shiballl! Tara berteriak di dalam hatinya.

Seketika tubuhnya terasa seperti  patung dan tidak bisa bergerak.  rasa malu yang muncul dengan sangat cepat.

'Aaaa! Rasanya ingin hilang dari bumi' batin Tara menjerit.

World is Not What it Seems? (On Going)Where stories live. Discover now