Rumah Kakek 5 ⚠️

246 12 1
                                    

Suara dengkur halus dari anak kecil yang terlelap setelah lelahnya bermain. Menghiasi keheningan malam di atas gunung, yang jika dipikirkan kembali saat ini hanya ditinggali mereka bertiga.

Sanji tidak bisa tidur karna pegal tubuhnya, meski ia tidak diam saja saat dirumah bukan berarti ia banyak bekerja seperti tadi. Dia gelisah dalam kesulitan tidur.

Tubuh sanji beku mendadak, luffy yang sejak awal memeluknya bergerak. Sanji menelan saliva, entah kenapa dia merasa gugup. Perasaan buruk apa ini(?).

"Fuhhhh~"

Nafas luffy panas, menghembus menggelitik belakang leher menuju telinga. Dia sengaja melakukan itu. Tangan yang berada diluar menembus piyama kuning putih yang sanji kenakan.

Kulit tangan luffy yang dingin membuat perutnya tegang, Sanji nemutup mulut saat dia hampir saja mengerang.

Menahan rintih dan desahan, karna tangan luffy membelai dan terus mempermainkan perutnya. Sedikit demi sedikit turun menuju tempat sensitif.

"Umm ahh luffy~~~" Ringkih Sanji sekecil mungkin.

Tidak ada jawaban dari pria itu, Sanji dibuat gugup menunggu. Ia tidak bisa melihat seringai jahil yang terukir di balik surai pirangnya saat ini.

"Fushhhhhhhhh" Hembusan nafas panas yang membakar leher, telinga itu memerah, sanji terengah akibat semua ulah merangsang yang tidak nyaman.

"Hentikan... Ack!" Sanji tersentak, lengan dingin itu sekarang sudah didalam, masuk dan memainkan miliknya dengan seenaknya.

"Ahhh.hah luf.. Fy~~"

Memijat, membuatnya bangun dengan paksa, itu mengeras gerakan tiba-tiba terus membuat sanji pening.

"Eghhhnghhh~" Itu basah mengeluarkan cairan dari dalam.

Memalukan, tapi tangan itu benar-benar membuatnya tidak berdaya.

Wajah dibalik surai pirang keluar menampakan rasa penasaran, membalik pria yang sudah dia permainkan. Wajah yang membuatnya merasa puas, Sanji berantakan dengan liur, merona dengan cantik, mata sayu dengan ketidakberdayaan pada ransangan.

"Sangat baik menahan semua erangan dan desahan itu" Seringai Luffy.

Kelopak Sanji basah, dia merasa hina dipermainkan tapi tak bisa menolak dan melawan.

Hanya sebentar memjamkan mata. Bibirnya sudah dilumat, isi mulutnya diacak dipaksa merasakan kembali aroma ocha yang baru beberapa jam lalu mereka minum.

Intens dan sangat dalam, Sanji tidak tau itu kapan berakhir. Tubuhnya seperti dihisap Luffy, dia seolah ditarik tenggelam. Sebenarnya dia tidak benar-benar peduli dan hanya membiarkannya hanyut dan tunduk seperti biasa.

Tapi kali ini ia waspada, karna bajingan ini tidak tau malu melakukannya di depan anak mereka. Meski tertidur bagaimana jika ia bangun dan melihat kami melakukan hal hina. Dia tidak akan bisa punya wajah di depan anaknya sendiri.

Itulah kenapa Sanji berusaha melawan bukan dengan berontak tapi dengan menahan suaranya agar tak dapat didengar oleh miko.

Semakin ia menahan Luffy malah semakin mempermainkannya.

~~~

Desahan yang hampir tidak keluar, mengerang dengan suara nafas lembut. Sanji kewalahan, tubuhnya panas, Luffy memasukkan miliknya dan sudah keluar di dalam dua kali.

Melakukan semua itu bahkan dibawah selimut dengan rapih.

Wajah yang meleleh tunduk akan napsu, dari belakang pria yang lebih panas merasa puas. Menahan dahi Sanji dan membuatnya mendongkrak, memberi kecupan dengan tak terkendali turun kebawah dan mengigit telinga yang merah terbakar.

Fake Face (Luffy x Sanji) - OngoingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt