Bukan Pemeran Utama (1)

Start from the beginning
                                    

"lah emang kenapa sih? sombong amat gak mau nambah temen" jawab Arjuna kala itu.

Kania yang tidak suka keribetan akhirnya menerima saja pria itu yang mengaku ingin berteman.

Dan sekarang Kania merasa sudah terbiasa akan kehadiran Arjuna dalam hari-harinya. Kehidupannya yang biasa-biasa saja entah kenapa berubah menjadi lebih hidup, terlebih karena perasaan lain yang ia rasakan pada pria itu.

Selama ini tidak ada yang seperti Arjuna, tidak ada seorang priapun yang harus sengotot ini untuk berteman dengannya.

Arjuna sering mengajaknya keluar untuk sekedar makan atau sekedar menemani pria itu membeli buku. Cukup mengherankan karena seseorang seperti Arjuna ternyata suka membaca. Arjuna juga kerap menjemput atau mengantarnya.

Untuk sikap seorang teman, tidakkah Arjuna berlebihan? Itulah yang seringkali Kania pikirkan. Namun Kania hanya memendam pemikirannya sendiri, meski ia sudah terlanjur menikmati segala yang Arjuna tawarkan.

Tetap ada keraguan dalam hati akan perasaan pria itu padanya, rasanya tidak mungkin meski sendirinya Kania begitu berharap. Ugh, pemikiran Kania begitu jauh.

"hi, udah nunggu lama?" orang yang tengah ia pikirkan akhirnya datang dengan senyum menawannya.

"gak juga sih" jawab Kania balas tersenyum. Untuk kesekian kalinya Arjuna mengajaknya untuk makan siang bersama. Ia tak merasa menunggu lama karena ini adalah kantornya sendiri.

Awal mereka berkenalan adalah karena kantor mereka bersebelahan. Arjuna yang kala itu bosan dengan makanan di kantin kantornya menyebrang ke kantor Kania.

Tentu Arjuna tak datang begitu saja karena ternyata pria itu punya banyak kenalan di Kantor Kania.

Saat itu Kania yang terlambat makan akhirnya duduk sendiri tanpa teman-temannya sehingga jadiah ia bertemu dan berkenalan dengan Arjuna yang mendatangi mejanya karena pria itu juga ditinggal oleh temannya.

"hai, hai" Nilam mendatangi mereka dan mendudukkan dirinya disamping Kania.

"baru balik?" sapa Kania yang tahu gadis itu baru saja ada pertemuan diluar.

"nyebelin banget tadi kliennya, ngeyelnya minta ampun" gerutu Nilam yang dibalas kekehan Kania.

"yang sabar, kan lo udah biasa juga" sambung Kania sambil menupuk bahu gadis itu.

"berdua aja nih?" nada godaan yang keluar dari mulut Nilam membuat Kania mendengus.

Entah kenapa setiapa ada yang menggodanya dengan Arjuna, Kania akan merasa tidak enak, ia takut arjuna merasa tidak nyaman.

"berdua juga emang kenapa?" sahut pria itu yang malah mengundang kehebohan Nilam.

Ini dia, Arjuna terlalu santai, terlalu baik dan bermulut manis, tapi kania tak mampu menahan perasaannya hingga dengan cepat ia menutupi pipinya yang mungkin sudah memerah.

"tapi kalian beneran lagi PDKT ya?" Niam bertanya penasaran.

"mana ada!" sahut Kania cepat dan gelagapan. Sementara Arjuna lagi-lagi hanya menanggapi dengan kekehan merdunya.

"udah jangan digodain terus, merah tuh Kania" ujar Arjuna mengundang cemberut pada Kania.

"tapi emang jangan dulu deh" ujar Nilam dengan nada lemah.

"Masa gue lagi galau abis putus, kalian malah berbunga-bunga"

"putus???" Pekik Kania kaget dan tak percaya. Nilam hanya mendesah lesu disebelahnya.

"ya gitu deh" ujar Nilam yang membuat Kania kembali menepuk bahunya prihatin.

Biasa ia lihat raut kesedihan pada wajah gadis itu meski Kania yakin tak lama setelah kabar ini tersebar, puluhan lelaki akan mendekati gadis itu.

My Short StoryWhere stories live. Discover now