27

379 37 47
                                    

Yo saya up lagi!!!
Ada yang nunggu book ini?
Makasih banyak buat kalian yang udah nunggu dan kasih vote sama komen nya selama ini^^
Selamat menikmati ya gais~
See uuuu



































~HappyReading~
~JanganLupaFollowAkunSaya~


































"Aku akan mengurus Tomioka-san lebih dulu~" mata Shinobu menyipit disertai senyuman mematikan, "harus ku pastikan pria itu tidak berkhianat~" "Yah kalau dia mengkhianati adik perempuanku, maka aku juga akan turun tangan. Ara~ Sanemi-kun, kenapa wajahmu sangat pucat?" Sanemi menatap sang istri, "kalian... Bukan psikopat kan?"

.
.
.

Tak.

"Akira," panggil Haganezuka pada putrinya setelah menyimpan piring di atas meja kemudian duduk, Akira mendongak. "Ya Ayah?"

"Sebelum kita makan malam, Ayah ingin bicara serius.." Akira terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk, Akira menatap Ayahnya fokus.

"Kau sudah tahu Kan kalau kau bukan Putri Kandung Ayah?" Haganezuka memulai topik ini dengan hati-hati, takut putrinya salah paham.

"Iya, tapi apa masalahnya? Itu tidak penting kan Yah? Aku tetap Putri ayah, iya kan?" Akira menatap lekat pria di depannya yang kini mengangguk, "tentu saja"

Sesaat Haganezuka diam lantas kembali melanjutkan, "ada satu hal yang harus kau tahu, Akira... Kau memiliki Kakak..."

Mendengar hal tersebut tidak sedikitpun merubah ekspresi Akira, "lalu? Ayah ingin aku mencari Kakak yang bahkan tidak aku tahu?"

"Bukan seperti itu nak, sudah saatnya kau tahu apa yang terjadi pada keluargamu." Akira diam lagi, dia merasakan dadanya sakit. Dan sekilas siluet remaja berambut hitam lewat di kepalanya membuat rasa sakit muncul.

Haganezuka yang melihat kernyitan pada dahi Akira berubah khawatir, "kau baik-baik saja Akira?"

Akira mengangguk, "hanya sedikit sakit, Ayah..."

Tatapan Haganezuka berubah sendu, pria tersebut nampak enggan untuk bercerita. Tetapi pada akhirnya Haganezuka tetap memberitahu Akira pasal masalalu, gadis itu hanya diam mendengarkan semuanya hingga usai.

.
.

Diam, semua orang membungkam mulutnya atas teriakan Nezuko. Bahkan Kie nampak kebingungan atas apa yang dibicarakan oleh putrinya.

Zenitsu maju mendekati Nezuko, tangannya hendak meraih bahu sang pujaan namun di tepis kuat.

Kemarahan pada mata Nezuko terlihat sangat jelas, "kau.. Berani menyentuh putraku, Zenitsu?!" pekik Nezuko yang benar-benar kehilangan akal.

"Tidak Nezuko... Kau harus sadar... Dia sudah mati karena berubah--"

"DIAM!!! KAU TIDAK LIHAT AKU?! AKU JUGA BERHASIL KEMBALI MENJADI MANUSIA!" potong Nezuko yang lagi-lagi mengagetkan semuanya.

"KAU TIDAK INGAT?! KITA BISA MEMINTA BANTUAN TAMAYO-SAMA ATAU SIAPAPUN! ZENFUJI BISA KEMBALI MENJADI MANUSIA!" jerit Nezuko histeris, wajahnya kembali basah oleh air mata.

"KAU TIDAK BISA MENYERAH BEGITU SAJA! APA KAU TIDAK TAHU BAGAIMANA SUSAHNYA AKU MEMPERTAHANKAN ZENFUJI DULU TANPA ADANYA DIRIMU?!"

"AKU MELAKUKAN SEMUANYA SENDIRIAN! AKU MENGURUS ZENFUJI SENDIRIAN! AKU BANTING TULANG UNTUK PUTRAKU DAN KAU-? KAU SEKARANG DENGAN SENANG HATI INGIN MEMBUNUHNYA?! KAU GILA!!"

Pengulangan | KNYDär berättelser lever. Upptäck nu