01

2.4K 121 51
                                    

Haii Guysss~~
Saya bawa Book tentang Kimetsu No Yaiba~
Jangan lupa di vote&comment.

Siapa disini yang Husbunya Zenitsu, atau Iguro? Uwahhh kita sama!!! >_<

Sampai jumpa lagi~





~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~





Siang itu, dimana matahari tengah menunjukkan singgasananya yang Agung, seorang pria berkisar dua puluhan sedang di omeli?

"Giyuu-san, kami hanya bertanya karna itu terlalu aneh." ucap seorang pria lain yang sibuk mencoretkan penanya pada kertas, menilai ulangan mungkin?

"Itu benar, kita perjelas disini, kau adalah seorang guru dan dia hanya murid. Jikapun memang di luar sana dia adalah seseorang yang penting, kau tak harus menundukkan harga dirimu saat di sekolah." celoteh guru yang memiliki berbagai bekas luka,

"Oh ayolah Giyuu-san! Dia hanya anak berumur 8 tahun. Dan kau? Sudah hampir mendekati kepala tiga! Sungguh tak elok sama sekali." Giyuu melotot mendengar perkataan rekan sesama gurunya itu, dia bahkan baru berumur 21 di tahun ini.

"Kami bukannya memojokkanmu, kami hanya mengingatkanmu...." Giyuu mendesah, ia menatap pria besar di hadapannya yang kini tengah sibuk dengan komputernya.

"Kalian akan mengerti sendiri nanti, mengapa aku begitu menghormati beliau. Berapa kalipun aku hidup, berapa kalipun aku berkelana di dunia, aku akan terus menghormatinya lebih dari harga diri dan nyawaku. Terkadang, kita harus melihat ke bawah, bukan ke atas." selalu itulah yang mereka dapatkan dari Giyuu atas semua pertanyaan yang mereka lontarkan.

Tok.. Tok..

Semua berpaling ke arah pintu, di sana mereka mendapati seorang anak berumur 8 tahun tengah tersenyum begitu lembut.

"Giyuu sensei... Bisa kita bicara sebentar?" suaranya begitu lembut juga tenang, membuat kepala yang terasa berat menjadi ringan, seolah melepaskan beberapa beban tak kasat mata.

Giyuu segera berdiri lalu menghampiri anak itu, ia menunduk memberi salam.

"Tentu Kiriya-sama, dengan senang hati..." ucap Giyuu, dan pergi mengikuti anak bernama Kiriya.

"Hah... Sanemi-san, kau merasakannya bukan? Kepala kita jadi terasa ringan." ujar guru yang sedang sibuk menilai pada pria dipenuhi bekas luka, "Yah, Kyojurou-san kau memang benar."

.
.

Kini, Giyuu berhadapan bersama anak bernama Kiriya yang di belakangnya di temani oleh kedua adiknya.

"Maaf aku selalu mengganggu waktu istirahatmu Giyuu..." ucap Kiriya dengan lembut dan terdapat nada penuh penyesalan di dalamnya, sontak Giyuu menggeleng.

"Tidak sama sekali Oyakata-sama, saya sama sekali tidak terganggu." Kiriya tersenyum mendengarnya, mungkin umurnya jauh lebih muda, namun dia masihlah harus lebih dewasa dan bijaksana dari pemuda di depannya.

"Perkembangan mereka semakin pesat, aku tahu kau sudah kewalahan menghadapi mereka sendirian, dari satu tempat ke tempat lain dengan waktu yang sangat dekat. Itu pasti melelahkan, kami benar-benar minta maaf..." lagi dan lagi Giyuu menggeleng, tak seharusnya Kiriya meminta maaf seperti ini.

"Anda tidak perlu meminta maaf Oyakata-sama, hidup saya memang di dedikasikan untuk hal ini. Dan saya senang berguna bagi semua orang." mirip seperti sang Ayah, Kiriya tersenyum bak malaikat.

"Untuk malam ini istirahatlah, tak perlu melakukan patroli. Selama ini kau tak pernah tidur di malam hari pendekarku, gunakanlah malam ini untuk istirahat, mengisi tenagamu sepenuhnya." Giyuu termenung, ia menggeleng lagi.

Pengulangan | KNYWhere stories live. Discover now