26

516 61 78
                                    

Yo gais!!!
Kalian sudah menunggu lama, iya kan?

Maafkan saya... Saya terlalu fokus pada satu hal kemarin-kemarin sampai tidak punya ide untuk menulis~

Yah, karena itu, maaf membuat kalian menunggu. Saya lama banget yaa up nyaa.. Maaf yaaa...

Buat kalian yang masih menunggu dan mendukung cerita ini, makasii banyak!!! Love uu buat kalian semuaaaa!!!

Jangan lupa buat komen yaa gaiss, biar saya semakin semangat!! Jangan lupa buat di vote juga yaa..

See uuuu

































~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~










































































"Kakak kau dimana?"

"Kakak?"

"Kemana Kakak pergi?" gumam Nezuko khawatir, ia kembali turun ke bawah untuk memberitahu sang ibu.

.
.
.

Cklek.

Suara pintu dibuka itu sedikit mengagetkan seorang gadis, ia menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang membuka pintunya di tengah malam.

"Kanao-chan, kenapa belum tidur?" gadis itu tersenyum mendapati sang ibu di sana.

"Maaf Kaa-san, Kanao akan tidur sebentar lagi."

Sang Ibu menghela nafas, "segera tutup jendelanya dan pergi tidur, besok memang hari libur tetapi tidak baik untuk anak gadis begadang, mengerti?" nasihatnya dan Kanao mengangguk.

"Baik.."

Setelah itu sang Ibu menutup pintu dan Kanao menghela nafas, ia kembali memperhatikan bulan di luar lewat jendela, tangan Kanao masih Setia menggenggam ponselnya.

"Tanjirou... Apa panasnya masih belum turun ya? Besok.. Aku akan mengunjungi nya," pandangan Kanao turun ke meja, ia sedikit menunduk malu memikirkan hari esok.

"Apa yang sebaiknya kubawa ya?" gumamnya lagi, sejujurnya Kanao tidak bisa tidur karena bingung, apa yang harus dia bawa sebagai buah tangan untuk besok.

"Aku.. Akan membawa nasi kepal saja? Atau buah-buahan? Uhh.. Aku masih bingung," Kanao dengan semua kegundahan nya.

.
.

"Bagaimana ini? Apa sudah ada kabar?" Kie bertanya tak sabar pada suaminya yang terus menempelkan ponsel di telinga, menghubungi banyak orang untuk mencari keberadaan sang putra sulung.

Tanjuro menghela nafas, ia menggeleng lemah. "Belum ada yang menemukan jejak, kau istirahat lah. Kita baru saja pulang, tubuhmu pasti lelah.. Aku yang akan mencari Tanjirou," katanya menenangkan sang istri.

"Tapi Nezuko bilang Tanjirou sedang demam, jika sampai terjadi sesuatu padanya bagaimana? Atau dia pingsan dan dibawa orang? Putraku, perasaanku sungguh tidak enak. Aku takut dia kenapa-napa..." Tanjuro menarik nafas dalam kemudian menarik Kie kedalam pelukan hangat.

Pria itu mengelus surai panjang sang istri lembut, "aku akan mencari Tanjirou bahkan jika harus sampai ke ujung dunia, aku akan menemukan putra kita... Kau percaya padaku kan?"

Kie mengeratkan cengkeraman nya pada pakaian sang suami, ia hanya bisa mengangguk. Ya, Kie harus mempercayai suaminya. Putranya pasti akan bisa kembali, Kie harus percaya itu.

Pengulangan | KNYWhere stories live. Discover now