2. Ucapan Selamat

Start from the beginning
                                    

Keano mendengkus lalu tertawa pelan. Disentilnya pucuk hidung Melody. "Tiga belas tahun nggak berduaan kayak gini, istri Mas jadi agresif ya?" sindirnya dengan nada mengejek. Melody melingkarkan kedua tangan ke leher Keano. Pria itu berdecak. "Kan!"

"Ayo, makan dulu!" ajak Melody.

"Makan kamu aja, gimana?" goda Keano yang dibalas Melody dengan toyoran di pipi.

"Kamu ini! Makin mesum aja!"

"Kan Mas mesumnya sama istri." Keano mengedipkan sebelah mata, kemudian ia dekatkan wajahnya dengan wajah Melody. Bibir keduanya hampir bersentuhan kalau saja teriakkan heboh Nancy tidak menginterupsi.

"BUNDAAAA! AYO, MAKAN MALAM!"

Sontak Keano menjauhkan tubuh dan otomatis rangkulan Melody terurai. Keano nengalihkan pandangan seraya mengucir rambut gondrongnya sementara Melody berderap menuju pintu. Ia buka. Nancy berdiri di depan pintu dengan raut sebal, tapi sedetik setelah bersitatap dengan Melody, fokus Nancy terlempar ke dalam. Keano muncul dari balik punggung Melody. Bertemu pandang dengan sang putri. Bibir pria itu melengkungkan senyum.

Nancy pura-pura tidak melihat. Atensinya dikembalikan ke sang ibu. "Bunda ngapain aja sih di dalem?!"

"Yunancy," peringat Melody. "Sopan, bicara dengan orang tua pake nada tinggi?"

"Oke, maaf. Tapi Bunda lama banget!" rungut Nancy.

"Bunda nungguin Ayah," jelas Melody.

"Kan bisa nunggu di meja makan, Bun," timpal Nancy.

"Ya udah, ayo!" tukas Melody, mendahului. "Ajak ayahmu!" titahnya.

Nancy melirik pria gondrong yang meskipun umurnya sudah menginjak angka 35 tahun, tapi tetap terlihat tampan. Mungkin kalau nggak gondrong dan brewokan, ayahnya mirip Jaehyun --member idol grup yang ia klaim sebagai suami masa depan.

Sedang Keano yang ditatap demikian tampak kian canggung, tidak harus bersikap bagaimana.

Hingga Nancy berbalik --meninggalkan. Keano dengan satu tarikan napas berat menyusul. Pria itu beranjak duduk di tengah-tengah anak dan istrinya. Dan Melody terlihat lebih aktif. Ia ambilkan sepiring nasi beserta ayam sambal ijo --menu favorit Keano, juga Nancy. "Hari ini Nancy sama Ayah kompak banget lho, Newa, Opa," celetuk Melody.

Grace mengernyitkan dahi. "Kompak gimana?" sahutnya, berusaha untuk tidak antusias.

"Pada minta dimasakkin ayam sambal ijo tahu," beber Melody. "Tadi waktu Bunda tanya ke Nancy mau dimasakkin apa, jawabnya sambal ijo. Sama kayak Ayah." Menoleh pada Keano yang balik menatapnya. "Iya 'kan, Yah?"

Ganti Keano yang mengernyit, dagunya mengedik. Karena jujur, dia tidak request.

Melody mengangguk dan mengisyaratkan lewat tatapan.

Seakan mengerti, Keano pun membenarkan. "Iya."

Hanya itu respons Keano.

Nancy melirik ayahnya sebentar lalu meneruskan aktivitas. "Bun," panggilnya kemudian.

"Apa?" sahut Melody, menuangkan segelas air putih untuk suaminya.

"Temen-temenku udah pada dikasih hape lho sama orang tuanya," ujar Nancy, melirik ayahnya lagi sebelum akhirnya meneruskan. "Reva aja kemaren dibeliin hape boba sama ayahnya. Ayahku kok enggak ya?"

Itu sindiran.

Keano sampai tersedak.

Bergegas Melody mengusap-usap punggung lebar Keano ketika pria itu meneguk air putih. Iris beningnya terlayang pada sang putri. Selagi Qia --adik Keano yang kini duduk di bangku kelas 12 SMA-- bergabung ke meja makan dan duduk di samping ayahnya. "Kalau kata gue sih, mending lo beli hape teh gemoy dah. Soalnya boba udah minim peminatnya."

Break EvenWhere stories live. Discover now