10. supermarket

228 25 0
                                    

Chapter 10

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 10. Tangis dalam hujan. Supermarket. Di ketik dengan 1487 kata.

-Maaf, jika aku hanya mampu membuat mu kesal saja. Namun, ketahuilah di balik semua itu, aku terus memikirkan bagaimana cara agar kamu dapat bahagia selama di sampingku. (Rahfa halawiandra)

Dua orang lelaki dan perempuan yang memakai seragam putih abu lengkap dengan keranjang merah berisi keripik itu berjalan di sisi jalan raya. Keduanya telah pulang lebih awal karena sekolah akan mengadakan rapat, Rahfa sempat di panggil oleh Buk Agus untuk latihan dalam tes Olimpiade yang akan dia ikuti tahap nanti. Namun, lelaki bertubuh tinggi nan tampan itu menolak.

Alasan mengapa ia menolak permintaan gurunya sendiri adalah, mana mungkin membiarkan Dania pulang sendirian sambil membawa dua keranjang besar yang berisi keripik banyak. Ternyata, pirasat itu benar, semua angkot juga tidak ada yang berada di pangkalan. Entah kemana mereka pergi, yang pasti membuat Rahfa dan Dania harus berjalan kaki.

"Capek, ya, hari ini. Gue gak tahu bakalan pulang awal, jadi dagangan nya gak abis," keluh Dania menunduk sembari melihat kakinya yang beralas sandal japit berwarna pink.

Rahfa hanya mendengarkannya sembari memandang ke arah jalan dengan lurus. "Gue cuman dapet hinaan doang dari Girls C, tega, ya mereka. Lo, jangan sampe suka sama Calista and the geng, deh," ucap Dania refleks. Sebenarnya ia ingin memancing Rahfa dengan perkataan itu dan penasaran akan rekasinya.

Rahfa menoleh. "Kenapa?" tanya nya.

Dania kembali memandang jalanan dengan wajah dongkol. Ia kira Rahfa akan berkata 'mana mungkin, lah, mereka kan suka bully, lo.' Kenyataan nya berbeda dengan ekspetasi. Menyakitkan!

"Enggak, lah, mana mungkin. Mereka, kan, suka bully, lo," balas Rahfa bisa menebak isi pikiran Dania. Membuat gadis berkuncir kuda itu terkejut, ternyata dia seperti peramal.

"Kan, bisa aja, lo, suka sama mereka. Setara Calista dan kawan nya itu pada cantik semua dan kaya raya. Mungkin kalo, lo, jatuh cinta, bakalan lupain gue!" ujar Dania sedikit meninggikan suara jengkel.

Rahfa tersenyun setengah, ia mengacak-ngacak puncak kepala Dania. "Enggak. Gue sayang banget sama, lo," kata nya dingin.

Dania terdiam dan menatap netra lelaki itu. "Sayang sebagai?" tanya Dania ragu-ragu. Rahfa langsung menurunkan tangan dari puncak kepala Dania. Ia merasa malu sendiri, mungkin mulutnya salah menyebutkan kata. Entah keceplosan.

"Lupain aja."

Dania mencebikan bibir, ia melihat Rahfa masih berjalan di saat dirinya terdiam tidak ikut melangkahkan kaki. Rahfa yang merasa sahabatnya tidak ada di samping itu langsung menoleh ke belakang, ternyata Dania dengan wajah amburadul nya sedang beridiri sembari menjinjing keranjang.

"Gak mau pulang?" tanya Rahfa sedikit berteriak.

Dania menghentakan kaki sebal. "Kasih tahu dulu!" rengek nya membabi buta. Rahfa menggaruk tengkuk karena masih kaku. "Mau tahu? Mau gue beliin di sana?" tunjuk cowok itu pada gerobak yang berada di jalan seberang.

Tangis dalam hujan [Season 1] SELESAI✓Where stories live. Discover now