15. Cincin part 2

Start from the beginning
                                    

sinta bilang ke orang tuanya jika dirinya punya pacar lalu mereka meminta untuk bertemu jeongin. sinta takut jika orang tuanya menolak jeongin

"gapapa, lo bisa kapan?"

jeongin berpikir sejenak. "hmm, sekarang?" lalu terkekeh kecil

"ish! serius"

"pengen buru buru banget diseriusin ya, lo?" jeongin makin gencar menggoda sinta

"jangan sampe nih garpu melayang" sinta menodongkan garpu kearah jeongin, jeongin membalasnya dengan ketawa manis, membuat sinta terpanah

"galak banget sih lo, kaya kucing betina minta kawin"

"jeongin mulutnya, ada ino juga " bentak sinta galak untuk menutupi salah tingkahnya

ino kaget mendengar bentakan sinta lalu anaknya menatap sendu kearah cewek itu. "akak kata buna jangan galak"

"tau nih, huhu ino masa abang je di omelin"

ino memeluk jeongin lalu mengecup pipi jeongin. "nda boleh nangis abang je, nanti ino kasih kiss lagi"

jeongin terkekeh lalu memeluk ino, "gemes banget sih ino"

jeongin menatap kearah gadisnya yang mukanya sudah sebal, mungkin jika tidak ada ino dipangkuannya bisa saja sinta mengamuk. dirinya harus berterima kasih pada narumi karna sudah menitipkan ino.

kalo diibaratkan sinta itu bensin dan jeongin adalah api. satunya suka mancing emosi satunya kesabarannya setipis tisu. tapi jika sudah berdua mereka akan saling bucin, pengantin baru saja sampe kalah.

•••

pundak jeongin diusap halus oleh sinta, lalu gadis itu menyenderkan kepalanya pada pundak tegap jeongin dan tangannya melingkar nyaman pada perut cowok itu.

"maafin omongan mama ya...kamu tau kondisi aku kaya mana. mama takut aku gak bahagia karena aku anak satu satunya"

setelah ajakan sinta dikafe kebesok malamnya mereka bertemu dengan orang tua sinta. setelah dari rumah sinta mereka malam malam gini sedang ada rooftoof gedung dengan pemandangan cahaya lampu dari gedung pencakar langit.

jeongin menggenggam tangan sinta. "gak masalah, malah itu dorongan buat gue supaya kerja keras lagi biar bisa nikahin lo"

sinta diam jantungnya berdegup. "lo- serius sama omongan lo?"

jeongin membalik badan sehingga badan mereka berdua lebih dekat tanpa jarak. "emangnya selama ini lo anggap cinta gue main main doang kak? gue selama ini tulus sama lo. lo gak percaya sama gue?"

"gak, bukan gitu je. gue percaya lo, cuma gue—." ucapannya terputus

mereka saling pandang pandangan lalu jeongin menatap jalanan dibawah sana yang enggan untuk berhenti.

"cuma apa? semenjak gue kenal lo, gue punya tujuan buat bangun pagi kak. gue punya tujuan buat terus hidup supaya dekat sama lo terus. kayanya gue harus berterimakasih karena waktu itu gue punya pikiran untuk bunuh diri dijembatan dan akhirnya lo nolongin gue"

jeongin menatap sinta dalam mata rubahnya mendadak sendu "izinin gue buat sayang sama lo, gue bakal nikahin lo kak. tunggu gue sebentar lagi, lo tau akhirnya bokap gue nyuruh gue buat pegang perusahaan nya. gue bakal turutin kemauannya, gue juga bakal nabung biar pas udah nikah nanti lo gak bakal hidup susah"

"gue janji gue bakal—"

ucapan jeongin terputus karena bibir jeongin disumpal dengan bibir milik sinta. sinta mengerti dan dirinya pun tidak akan memaksa jeongin dalam hal apapun. sinta juga bersyukur bertemu dengan jeongin. walaupun kadang cowok yang lebih muda itu suka menguras emosi, tapi sinta sayang sekali dengan pemuda didepannya ini.

bibirnya saling bertautan dan lumatan kecil jeongin dapatkan, dirinya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. tangan jeongin menarik pinggang sinta agar lebih dekat tanpa jarak. kedua tangan jeongin menggiring kedua tangan sinta agar mengalung pada lehernya.

sinta melepas ciumannya namun jeongin menahannya, jeongin membalas ciuman itu. gantian jeongin yang akan mendominasi, gigit bibir atas sinta lalu melumatnya pelan

"eunghh je udahh"

tangan sinta meremas pelan rambut jeongin agar pacarnya ini berhenti. oke oke jeongin tidak ingin pacarnya pingsan jadi cowok itu memutus ciumannya bibir keduanya sama sama bengkak dan mengkilap lalu jeongin mengecup dua kali sebagai penutup

"katanya mau punya kaya ino, tapi baru ciuman gini aja udah lemes."

sinta menyembunyikan mukanya pada dada bidang jeongin lalu memukulnya pelan. "diem jeongin, gue malu" padahal sinta duluan yang mulai jeongin hanya menerusi

"hahaha lucu banget" tangan jeongin mengelus rambut panjang kekasihnya. "gue sayang lo kak, tunggu gue"

sinta mengangguk pelan tangannya turun untuk memeluk jeongin, lalu dibalas oleh sang empu.

biarin saja mereka merasakan dinginnya angin malam dibarengi pelukan yang hangat, mereka tidak perduli dengan keadaan sekitar. malam ini mereka hanya ingin berbagi rasa, selama pacaran dengan jeongin banyak yang mereka hadapi latar belakang jeongin yang membuat kehidupan sinta jungkir balik

banyak pelajaran yang sinta ambil dari kisah jeongin, maka dari pada itu biarkan jeongin mencoret coret hidup sinta dengan kisah kisah tak terduganya.

cukup jeongin si mahasiswa berandalan dan sinta si cewek galak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Waiting For Us || Straykids Where stories live. Discover now