12. Hari bersamanya part 1

9 3 0
                                    

kedekatan narumi dan abin berlanjut hingga sekarang mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan. lagi pula tidak ada penghalang bagi keduanya, ino pun semakin lengket pada cewek itu. seperti sekarang mereka bertiga sedang berada dirumah abin, tadi cowok itu yang meminta narumi untuk ke rumahnya.

"bunaaaa" teriakan ino membuat narumi keselek karena dirinya sedang minum. ino memutuskan untuk tetap memanggil narumi bunda bukan kakak seperti yang abin ajarkan, narumi tidak melarangnya jadi biarkan saja.

"sayang, jangan teriak teriak. kenapa, hm?"

ino hanya terkekeh lalu tangannya terangkat keatas untuk minta gendong, cewek itu langsung membawa ino kedalam gendongan. mereka berdua langsung berjalan kearah ruang tengah yang sudah diisi abin dengan laptop dipangkuannya.

"ayah" panggil ino

"..."

"ayah"

"..."

"AYAH, DENGEL INO TIDAK SIH?!" teriak ino, abin mendengus sebal. kepalanya pusing sejak tadi pekerjaan kantornya belum selesai karena ada kendala. padahal ini hari sabtu seharusnya mereka liburan

"ino jangan teriak teriak sayang, ayah kamu lagi kerja" narumi mengusap pelan kepala ino

"buna kok belain ayah?" ino menatao narumi kesal, namun terlihat menggemaskan dimana cewek itu

"heh bocah, berisik bangett sih?!" abin menatap garang kearah ino

"buna ayah galak.."

narumi menghela nafas lelah, bersama mereka beberapa bulan ini membuat narumi hafal semua. mereka juga tak jarang sering bertiga hal semacam ini sudah menjadi makanannya.

cewek itu menatap abin lalu mengusap lengan cowok itu. "belum selesai?"

"belum, tapi sekretaris aku lagi ngerjain dan nyari solusinya"

bisnis yang dijalankan abin dan narumi berbeda jauh jika pun abin minta narumi untuk membantunya yang ada sama sama pusing.

narumi hanya membantunya dalam segi perhatian agar prianya itu tidak terlalu keras bekerja. karna belakangan ini abin sering lembur, ino pun sering dititipkan dirumah narumi.

"istirahat dulu mas, nanti lanjut lagi. kepala kamu emangnya gak pusing?"

abin nurut, cowok itu menaruh laptopnya dimeja yang ada didepannya.

"ino main gih keluar, ayah mau disini sama buna" ucap abin membuat ino yang dipangkuan narumi sambil menonton cocomelon ditab menengok

"ino diusil?"

"iya, sana main diluar sama temen temen" ucapan abin membuat mata ino berkaca-kaca

"a-ayah nda sayang ino ya?" bibir anak itu sudah melengkung kebawah

narumi memukul pelan tangan abin sambil menatap sebal kearah cowok itu. tangannya merengkuh tubuh kecil ino "gak sayang, gak usah. disini aja, gak usah dengerin ayah"

"mas apaan sih?! kesian anaknya"

abin malah terkekeh tatapan galak narumi tidak membuat dirinya takut, malah lucu.

mereka belum menikah kok, masih tahap pendekatan. sebenarnya sudah dekat banget tinggal lamar aja terus nikah biar sah. tapi mereka sepakat menunda untuk hal itu

keduanya sudah diperkenalkan ke keluarga masing masing, keluarga narumi menerima baik abin dan ino. lelaki itu juga menceritakan tentang ino agar tidak ada salah paham

sedangkan keluarga abin awalnya ragu dengan narumi, tapi ucapan narumi membuat orang tua abin percaya pada cewek itu.

"kalo saya dan abin memang jodoh saya pasti nerima ino dan sayangin dia seperti anak saya sendiri. tapi kalo bukan jodoh pun sayang saya ke ino bakal tetap ada"

abin yang mendengar itu langsung bersemu hatinya hangat, sebelumnya belum ada yang seperti narumi dihidupnya.

dari saat itu mereka berdua tambah dekat bahkan karyawan abin sudah mengira narumi adalah istri lelaki itu.

"kamu kenapa makin nempel sih sama ino, aku juga mau dipeluk gitu" tatapan abin memelas membuat narumi menautkan kedua alisnya

"karna ino anak aku, lagian kamu masa cemburu sama anak sendiri" ujar narumi

"anak kita"

narumi diam karena salah tingkah, pasti sekarang mukanya merah. abin terkekeh melihat wajah narumi yang malu seperti itu

"gak sabar banget kayanya"

narumi kesal namun juga malu dengan tingkah abin, cewek itu membalikkan tubuh ino agar menatap dirinya membuat anak kecil itu bingung dan kaget

"kenapa buna?"

"sayang, cari ayah baru mau?"

"HEH! MULUT!"

••

narumi menatap ino yang sudah tidur pulas disampingnya posisinya keduanya saling memeluk, tangan cewek itu mengelus pipi gembul ino. tiba tiba perasaan narumi jadi sedih

"kenapa kamu harus keluar dari rahim perempuannya itu nak?"

"kenapa gak keluar dari rahim buna aja?"

ino terusik badannya gerak gerak, buru buru narumi mengusap punggung ino sambil membisik kalimat penenang.

"tapi gak apa-apa, berarti ino takdirnya buna. buna tetap sayang ino, ino anugerah terindah dari tuhan yang buna punya. jadi anak yang baik ya sayang"

narumi mengecup rambut halus ino lalu dengan gerakan pelan ia bangun dari kasur dan membenarkan selimut pada tubuh anak kecil itu

berjalan keluar sambil menutup pintu kamar ino dan jalan menuju ruang tengah, abin sudah disana menunggunya.

tanpa basa basi narumi menubruk badan abin lalu memeluk perut cowok itu. abin balas dengan senang hati karena cowok itu pun menunggu narumi yang sejak tadi dikuasai oleh ino.

abin mengecup pucuk kepala pacarnya, tangannya mengelus pinggang cewek itu. "kenapa, hm?"

narumi enggan menjawab cewek itu malah menenggelamkan wajahnya pada dada bidang abin.

"makasih udah nemuin aku sama ino, aku sayang dia. kalo nanti kita emang gak jodoh, tolong jangan pisahin aku sama dia, aku sayang dia mas"

abin menjauhkan tubuh keduanya agar bisa melihat wajah narumi yang ternyata sudah sembab, air matanya sudah dipelupuk sekali kedip saja air itu akan lolos.

"kamu jangan mikir kesitu, apapun yang terjadi sama kita nanti aku siap ambil resikonya. kamu selalu ngeyakinin aku buat jangan mikir macem macem, tapi kenapa sekarang kamu yang kaya gini"

"aku sama ino sayang kamu. kamu udah jadi bagian hidup aku sekarang. malah aku yang takut kamu pergi disaat ino udah nemuin pengganti ibu nya" ujar abin panjang

air mata narumi sudah jatuh menatap sendu kearah abin, ucapan abin membuat matanya memanas dan hatinya yang jadi sakit. abin memikirkan perasaan ino namun tidak perasaannya sendiri.

cewek itu menggeleng lemah. "aku gak bakal ninggalin kamu, terutama ino. aku sayang dia, juga kamu"

abin membawa narumi kedalam pelukannya tangan kanannya mengusap punggung cewek itu, dalam hati abin benar benar bersyukur bertemu narumi

tuhan, tolong jangan pisahkan kami. abin selalu berdoa untuk hubungannya dan narumi

"makasih udah nerima aku dan ino, aku bersyukur ada kamu dihidup aku. sayap pelindung ino sekarang jadi lengkap. aku bakal terus berusaha buat kamu dan ino bahagia dan aman. aku sayang kamu, kalo bisa kasih dunia, aku bakal kasih dunia ini buat kamu"

bukannya berhenti isakan narumi jadi menambah, air matanya berlomba-lomba untuk keluar. abin terkekeh melihat calon istrinya

"hei, kok tambah nangis?" sambil mengusap air mata dipipi narumi

"aku cuma pengen dunia kamu"

abin tersenyum tulus kepalanya mengangguk kembali membawa narumi kedalam dekapannya lalu mengecup kepala cewek itu

"dunia aku udah diambil sama kamu dan ino"

•••

Gak aku baca lagi maaf ya kalo ada typo kritik dan saran aku terima jangan lupa follow dan vote terimakasih!

Waiting For Us || Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang