9. Ino dan Ayah Bin

9 4 0
                                    

sebuah rumah mewah tingkat dua itu tampak gaduh, segala macam suara terdengar. lelaki dengan balutan celana bahan hitam dan kaos oblong putihnya itu tampak panik.

dirinya setengah berlari menuju lantai atas tempat dimana sang putra kecilnya tidur.

"ino ayo bangun, sarapan!" ucap nya agak teriak sambil membuka pintu putih dengan gantungan bintang ditengahnya.

changbin berdecak melihat anaknya masih tergulung dengan selimut tebalnya. dengan iseng tangan lelaki itu menggelitiki pinggang si kecil

"aaaa ayah stop!"

tubuh ino menggeliat seperti ulat dibelakang pohon rumah nya dan sesekali anak itu berteriak dan ketawa.

"hahaha ino sudah bangun, geli ayah... stop"

changbin hanya ketawa melihatnya lalu menyingkap selimut anak itu dan menggendongnya.

dengan gemas lelaki itu mencium seluruh muka ino. "ayah bau belum mandi"

"enak aja, kamu tuh yang belum mandi. ayah mah udah wangi"

ino mendekatkan hidungnya kearah pipi changbin lalu mengecupnya. "hungg.. bau wangii"

"iya dong, ayo mandi dulu habis itu sarapan ya.."

changbin lelaki yang umur nya akan menginjak usia dua puluh lima yang mempunyai satu anak lelaki yang usia tiga tahun. tidak punya istri karna memang belum menikah.

bagaimana bisa lelaki belum menikah namun sudah punya anak yang usianya tiga tahun.

jadi anak yang sekarang changbin rawat bukan anak kandung nya, melainkan anak kakak perempuan lelaki itu. kakaknya changbin dan suaminya meninggalkan anak kecil tanpa dosa itu sendirian sedangkan kedua manusia tidak bertanggungjawab itu pergi entah kemana.

anak itu hasil hubungan terlarang nya, mereka menganggap ino adalah aib yang membuat malu keluarga. mereka pilih jalan pintas yaitu menikah karna terpaksa untuk menutupi adanya ino lalu setelah ino lahir keduanya bercerai dan pergi.

changbin satu-satunya adik yang menjadi tumbal untuk merawat sang keponakan. kalo bukan changbin siapa lagi, semua keluarganya menjujung tinggi martabat. jelas adanya ino membuat keluarga mereka malu.

changbin tidak menyesal malah dirinya senang adanya ino dihidupnya. dirinya sudah berjanji akan merawat anak kecil tak berdosa itu seperti anak nya sendiri.

lelaki itu membeli rumah minimalis disebuah komplek, tinggal berdua bukan masalah baginya. malah dirinya berpikir itu bisa melatihnya saat nanti sudah menikah.

urusan rumah sudah diurus dengan asisten rumah tangga, changbin tidak jago mengurus rumah makanya lebih baik dirinya menyewanya.

tapi untuk urusan masak masih bisa dirinya handle, karna changbin lumayan bisa masak. untuk makan berdua tidak menyulitkan dirinya

"ayah hali ini libur kelja?" tanya ino dengan sereal dimulut kecilnya. setelah mandi keduanya duduk dimeja makan

"ayah mau ke kantor sebentar, ino ikut ayah aja ya?" jawab changbin. selama changbin kerja ino akan dititipkan di daycare.

jika dititipkan pada sanak keluarnya nya yang ada anak kecil itu kena mental. setiap kali ino dibawa ke rumah besar keluarganya mereka semua menatap ino dengan tatapan tidak suka membuat anak itu menjadi takut dan berakhir nangis. dan changbin tidak mau ambil resiko jika ino kenapa kenapa.

hari sabtu ini seharusnya changbin menghabiskan awal weekend nya bersama anak kecil kesayangannya itu dengan liburan. namun sialnya asistennya meminta lelaki itu ke kantor karna beberapa hal.

Waiting For Us || Straykids Where stories live. Discover now