1. Rencana

33 13 11
                                    

Cafe sudah tutup dari dua puluh lima menit yang lalu dan para pegawai yang bekerja disana pun sudah pada pulang namun kedua gadis pemilik cafe tersebut tidak ada niatan beranjak dari tempatnya

Alih alih pulang mereka berdua malah milih buat minuman hangat sambil diskusi kecil tentang keadaan cafe mulai dari interior sampai pendapatannya.

Narumi menatap laptop didepannya. "Sin, bulan ini penjualan cafe lumayan meningkat, kayanya kita bisa ubah sedikit interiornya"

Sinta, gadis berambut panjang itu ikutan menatap laptop. Kepalanya mengangguk angguk "bisa aja sih, tapi dari pada mikirin kerjaan mulu, mending kita buat rencana liburan."

Usul mengenai liburan sebenarnya sudah dibahas gadis itu dari minggu lalu, tapi Narumi pikir masih ada kerjaan lain yang harus diurus.

"Emang kita mau liburan kemana?" Tanya yang lebih tua bulan itu sambil menyedot caramel latte favoritnya.

"Kemana aja. Asalkan liburan. Lo gak tau betapa stress nya otak gue ketemunya angka lagi angka lagi"

Memang belakangan ini cafe yang mereka olah berdua lagi banyak yang harus diurus, liburan atau sekedar jalan jalan mereka sering kesampingkan dulu.

"Bisa aja sih kalo kita mau liburan selama seminggu atau dua minggu. Tugas cafe sementara kita suruh kak naya dulu yang pegang"

"Ini lo serius gak? Tar kaya bulan kemarin udah mau pesan tiket malah ditunda lagi"

Narumi terkekeh kecil menanggapinya. "Iya, kali ini beneran kita liburan"

Tundaan yang Sinta maksud ialah, saat itu cafe dapat orderan banyak untuk acara opening suatu perusahaan yang membuat semuanya karyawan dan mereka ikut turun tangan. Sebetulnya tidak masalah jika Narumi dan Sinta tidak ikut membantu tapi sebagai owner nya keduanya ikut membantu.

Sinta memekik girang merebut laptop didepannya. "Oke! Jadi gue mau kita liburan ke luar negeri"

"Yakin lo luar negeri?"

"Iyalah. Udah lama kita ke luar negeri"

"Seterah lo deh"

Hening beberapa saat, senyum Sinta mengembang. "Gimana kalo kita ke jepang?"

"Boleh. Tapi jepang luas, kita mau kemananya?"

"Tokyo? Gimana?"

Narumi menggeleng tanda tidak setuju. "Dari banyaknya kota lo milih tokyo?"

"Terus kemana?"

"Osaka gimana?" Usul narumi

Sekarang gantian sinta yang menggeleng ribut. "Gak gak. Kenapa osaka anjir?"

"Lo belum bisa move on?". Narumi diam memandang temannya itu, ekspresi cewek itu sedikit gelisah. "Ayolah, masa lo mau gamonin tuh cowok yang mukanya mirip kodok zuma terus."

"Anjing!"

Narumi ketawa membuat sinta jengkel. "Yaudah osaka"

"Nah cakep! Gitu dong"

Narumi mengotak atik laptopnya mencari tiket serta penginapan di osaka.

"Lo kabarin kak naya ya, suruh dia pegang urusan cafe buat—" narumi menjeda ucapannya. "—kita mau berapa lama di osaka?"

Sinta ikutan mikir soal itu. "emm- semingguan aja lah" pintanya

"Oke, lo kabarin kak naya. Gue yang cari tiket sama penginapan nya"

Sinta mengangguk singkat lalu menuruti ucapan Narumi. Kak naya yang mereka maksud adalah salah satu kakak tingkat mereka saat dikampus dan juga asisten mereka berdua. Saat keduanya ada urusan pasti kak naya yang pegang kendali cafe tersebut. Cewek dengan gigi kelinci dan rambut panjang itu sudah percaya dengannya.

"Gue udah dapet tiketnya" pekik Narumi memperlihatkan layar laptop yang isi jadwal keberangkatan mereka ke Osaka, Jepang.

Mereka berdua tidak ribet jika pergi, jika tujuannya satu maka mereka akan pergi dan makan diseputar tempat itu saja. Tipe manusia yang males ribet dan mereka menghindari diskusi panjang.

Keduanya memang senang pergi kemanapun tapi tidak lepas tanggung jawab juga sebagai pemilik cafe, ada kalanya mereka suntuk dengan kertas produksi. Makanya sesekali mareka akan pergi berlibur.

Liburan ke luar negeri bukan sekali duakali mereka lakukan, mereka pernah pergi ke beberapa negara walaupun jarak kepergiannya jangka panjang.

Dan sekian lama tidak pergi ke jepang akhirnya mereka bisa mengirup udara negeri matahari terbit dan negeri sakura itu lagi. Perasaan tidak sabar mereka meluap membayangkan makan takoyaki panas atau semangkuk ramen yang asapnya masih mengepul. Ada rasa rindu saat mengingat nama jepang.

Perginya masih lusa jadi masih ada waktu untuk memberi arahan kepada pegawai dan menyiapkan kebutuhan mereka selama disana.

Jadi ayo tunggu lika liku saat mereka ke jepang.

Waiting For Us || Straykids Where stories live. Discover now