Takut Tak Mendapatkan Pekerjaan Impian atau Tak Berpenghasilan

19 2 0
                                    

Aku sering mengamati ini di sekitarku.

Ada pemulung yang bekerja dari pagi sampai sore untuk mengumpulkan barang rongsokan, demi uang yang nilainya mungkin tidak seberapa dalam pandangan kita.

Ada anak-anak kecil yang sepulang sekolah masih mengenakan celana seragamnya, tapi harus mencari barang-barang bekas untuk membantu kedua orang tuanya.

Saat maghrib ada anak-anak kecil yang masih menjual koran di lampu merah.

Seorang ibu buta yang menggendong anaknya yang masih balita sambil menjual kemoceng.

Seorang bapak dengan kedua kaki yang cacat, tapi berjalan di lampu merah dengan kedua tangannya untuk menjual koran. Dan, masih banyak lagi contoh di sekitarku dan di sekitarmu.

Aku pun banyak merenung tentang persoalan rezeki. Betapa luar biasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatur rezeki untuk semua makhluk.

Ada orang yang anggota tubuhnya lengkap dan ada yang istimewa dengan tubuh yang cacat, tapi keduanya memiliki rezekinya masing-masing.

Burung keluar pagi, pulang kembali ke sarangnya pada sore hari dalam keadaan kenyang.

Ular yang buta, di tengah hutan yang lebat, di dalam sebuah gua yang gelap sekalipun, Allah Subhanahu wa Ta'ala datangkan makanan untuknya.

Tidak ada satupun makhluk di dunia ini kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala tanggung rezekinya.

Saat kita dalam perut ibunda kita, tidak dapat melakukan apa pun, Allah Ta'ala beri kita rezeki.

Saat lahir, menjadi bayi yang lemah dan tidak bisa berusaha, Allah Ta'ala beri kita rezeki.

Saat anak-anak, kita hanya memikirkan persoalan bermain dan beban tertinggi hanya PR Matematika. Tetap saja, Allah Ta'ala beri kita rezeki.

Setelah dewasa, kenapa kita takut masalah rezeki? Bukankah Allah Ta'ala yang selama ini memberi kita makan dan mengurus kita akan selalu menjamin rezeki untuk kita?

Seseorang tidak akan mati sampai dicukupkan rezekinya.

Tugas kita adalah berusaha semampunya, menempuh sebab-sebab rezeki tersebut, dan bertawakal atau menyerahkan semua usaha dan urusan-urusan kita kepada-Nya.

"Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim no. 2653)

Jangan galau untuk sesuatu yang sudah Allah Ta'ala tetapkan untuk kita 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Kita dihadirkan ke dunia ini dengan jaminan rezeki. Rezeki memang perlu dijemput, tapi rezeki tidak mungkin tertukar.

Mungkin kamu masih mengkhawatirkan beberapa hal.

Kamu lulus dengan nilai yang tak bagus-bagus amat.

Prestasimu saat kuliah pun sedikit bahkan tak ada.

Pengalaman organisasimu nihil, karena kamu kelompok mahasiswa kupu-kupu.

Hal ini membuatmu minder bahkan takut tak memperoleh pekerjaan impianmu.

Mungkin juga kamu cukup berprestasi, tapi kamu pesimis, karena sudah mengirimkan lamaran ke banyak tempat tapi tak kunjung mendapatkan panggilan.

Tak perlu khawatir. Mau kamu tidak cukup berprestasi dan kaum biasa-biasa saja, rezekimu pasti ada. Mau kamu ditolak oleh banyak tempat, rezeki terbaikmu sedang menunggumu. Tetap berprasanga baik pada-Nya, berdoa, dan berusaha dengan cara-cara yang baik serta bertawakal. Jangan pernah menyerah.

Manfaatkan juga potensi apa pun yang kamu miliki untuk berusaha mencari penghasilan. Karena terkadang orang ditolak pada beberapa tempat, karena memang ditakdirkan untuk berbisnis dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Berangkat dari hal itu, manfaatkanlah apa pun potensi atau apa pun yang dapat kamu lakukan untuk berusaha. Lihat semua peluang yang bisa kamu ambil. Jangan berpatokan kepada satu hal saja.

Jangan juga selalu beralasan tidak bisa padahal belum mencoba. Orang-orang terbaik selalu mencari cara bagaimana menangani suatu permasalahan dengan bertanya pada dirinya, "Bagaimana cara agar dapat melakukannya?" sedangkan orang-orang pesimis selalu mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu.

Terakhir, kamu harus paham bahwa rezeki tidak hanya tentang uang. Rezeki bisa berupa kesehatan, orang tua yang baik, keluarga yang damai, makanan yang dapat dimakan sehari-hari, dll. Syukuri hal-hal itu. Tentu kamu harus mencari penghasilan juga, tapi jangan pernah lupa untuk bersyukur pada rezeki-rezeki lain yang sudah kamu miliki.

Jangan lupa pula untuk menjemput rezeki dengan takwa. Pererat hubunganmu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan jaga hal tersebut. Bagaimana bisa seseorang meminta rezeki tapi menjauh dari pemilik rezeki tersebut?

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apa pun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu." (Al Fawaid hal. 94)

Tetap semangat berjuang!
Tak akan menyerah.

Takut Pada Masa Depan जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें