Takut Tidak Mendapatkan Teman

110 5 0
                                    

Kamu ingat ketakutan pertama dan terbesar dalam hidupmu adalah dimulai dari penerimaan. Penerimaan orang lain terhadapmu.

Kamu sangat takut jika tidak diterima oleh orang lain dan dibiarkan sendiri.

Saat kamu mulai dikirim untuk belajar di sekolah oleh orang tuamu, maka kamu harus mulai membuka diri pada orang asing selain keluargamu.

Kamu menatap satu per satu anak-anak yang memasuki kelas untuk mencari calon teman yang potensial, dan kamu melihat para guru pun sibuk membuat kalian semua dapat berkenalan dan akrab satu sama lain.

Kamu pikir ini akan mudah, tapi ternyata tidak.

Saat kamu mulai menatap teman-temanmu bermain dengan kelompoknya masing-masing atau beberapa orang yang sudah memiliki teman akrab, saat itulah kamu sadar, bahwa sendirian itu benar-benar menyebalkan dan memalukan. Karena menurutmu, itu berarti tak ada yang mau menerimamu.

Ada orang yang sangat ingin kamu jadikan teman, tapi rupanya dia sudah memilih teman yang lain yang dulunya sahabat semasa dari sekolah sebelumnya. Mungkin juga mereka bertetangga dan sudah kenal lama.

Hanya kamu orang asing yang belum memiliki teman. Berharap ada yang mau berteman dan menerimamu.

Kamu mencoba bergabung pada beberapa kelompok. Ada yang menolak, ada yang tak nyaman dengan kehadiranmu atau kamu yang tak nyaman dengan mereka. Alhasil kamu kembali berakhir sendirian.

Pada akhirnya kamu berusaha menguatkan dirimu sendiri dengan membatin, "Enggak apa-apa sendirian. Aku kuat."

Lambat laun kamu sadar bahwa sendirian itu membosankan. Tak ada teman bercerita dan berbagi serta tak bisa terlihat menjadi diri sendiri. Kepercayaan dirimu mulai menurun.

Kamu mulai tak nyaman dengan tatapan orang-orang yang sudah memiliki teman yang menatapmu saat melakukan sesuatu sendirian.

Kamu juga takut pada beberapa orang yang akan mengganggumu karena terlihat sendirian.

Jika mereka memiliki lelucon, maka kamu menjadi sasaran dari bahan lelucon mereka. Itu sangat menyakiti hatimu.

Semangat belajarmu menurun dan sekolah mendadak menjadi tempat yang begitu membosankan.

Rutinitas ke sekolah menjadi aktifitas yang tak pernah kamu nikmati.

Tragisnya, tak ada siapapun yang dapat menolongmu. Entah guru atau orang tuamu. Karena kamu tak pernah mengadu.

Ketakutan akibat gagal bergaul itu membekas pada dirimu, sehingga setiap memasuki jenjang pendidikan selanjutnya dan harus kembali beradaptasi dengan lingkungan baru, kamu menjadi waspada dan penuh dengan kekhawatiran.

Beberapa orang mungkin merasa semangat saat mendapatkan lingkungan baru, atmosfer baru, dan siap memulai pertemanan baru. Tapi, ini tidak berlaku untukmu. Kamu justru merasa terbebani.

Tak jarang segala percakapan dan tindakan apa yang harus kamu lakukan saat bertemu orang baru nantinya, sudah kamu persiapkan dengan matang di pikiranmu. Tak ada yang spontan begitu saja.

Jujur hal itu membuatmu sedikit gugup, lantaran tetap ada sesuatu dalam dirimu yang masih merasa ketakutan. Ketakutan akan sendirian. Bagimu, sendiri benar-benar memalukan dan menakutkan.

Namun, jika ditelaah kembali, sebenarnya tak ada yang buruk dengan pengalaman bernama, sendirian.

Karena sendiri, kamu jadi mengenal dirimu sendiri. Apa yang kamu sukai, apa yang tidak kamu sukai, apa kelebihanmu dan kekuranganmu. Semua tentang dirimu yang istimewa. Tak perlu mengikuti standar orang lain untuk diterima.

Takut Pada Masa Depan Where stories live. Discover now