1 - MELBOURNE & AMORA

9.9K 775 875
                                    

Sudah lima hari lelaki dengan tubuh kekar itu menatap dengan puas-puas gadis yang beberapa bulan ini tak ia kunjungi. Senyumnya merekah tatkala matanya menangkap gadis tersayangnya kini mencoba untuk menggoreng telor ceplok di fryer pan. Gadisnya kini tengah membantu Bunda tercinta. Sementara ia kini tengah terduduk di meja makan bersama Tama, Ayah dari gadisnya.

"Tumben loh, Amora mau kotor-kotoran sama kompor," celetuk Tama dengan senyum mengejek.

Mata Azgar yang tak beralih pandang dari Amora, pun terkekeh kecil. Sementara gadis cantik yang sedang dibicarakan oleh Tama kini menoleh dengan wajah tak terima. Alisnya menikuk tajam dengan bibir mengerucut marah.

"Amora kan suka gorengin kentang buat Ayah!" seru Amora, diiringi dengan kekehan oleh Tama dan Azgar. Sementara Gendis, ia hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala. Suaminya benar-benar hobi menggoda anak semata wayangnya.

Azgar tersenyum kepada Amora yang menatapnya. Gadis itu masih menampakan wajah marah, yang baginya begitu menggemaskan. "You did a great job, Amor," satu ucapan yang Azgar lontarkan berhasil membuat Amora kini menahan senyum dan berakhir mengalihkan kembali pandangan pada telor di atas fryer pan.

"I know," ceplos Amora membalas pujian yang Azgar berikan padanya. Gadis ini benar-benar membuat Azgar gemas.

Lihatlah Azgar kini, lelaki itu terkekeh sembari menundukan wajahnya. Amora dan kegemasannya tak pernah dapat dipisahkan.

"Masa calon suami dikasihnya telor ceplok," lontaran penggoda ini lagi dan lagi Tama berikan kepada Amora.

Tentu hal ini kembali berhasil membuat Amora kini mencak-mencak sembari menghentakkan kaki dengan kencang. Gadis itu tak lagi peduli dengan godaan yang Ayahnya lontarkan padanya. Ia kini mengangkat telor yang sudah matang. Menyisihkan minyak dan mematikan kompor.

Tubuhnya kini kembali menghadap sang Ayah. Amora melangkahkan kakinya menuju Tama dengan tangan yang kini bertolak pinggang. "Ayah, can you stop teasing me?" seru Amora merajuk.

Tama terkekeh pelan. Tangannya kini terulur meminta sebuah pelukan dari anak gadis semata wayangnya. Amora yang melihat hal itu, pun dengan cepat mendudukan tubuhnya di pangkuan sang Ayah. "Anak Ayah ini pintar masak, Azgara. Masak telor ceplok," ucap Tama yang lagi dan lagi berhasil membuat Amora berteriak kecil merajuk.

Azgara yang melihat kedekatan manis antara Ayah dan anak gadis, ia terkekeh pelan. yang kemudian senyumnya merekah lebar. Matanya tak pernah hilang pandang dari sosok Amora. Ia benar-benar ingin memuaskan pandangannya pada gadis tercantik miliknya.

"Sana ambil nasi sama telor ceploknya buat Azgara," perintah Tama pada Amora yang kini mengangguk dan membangkitkan tubuhnya. Kaki kecil gadis itu melangkah kembali menuju area dapur yang kemudian jemarinya sibuk meraih sepiring nasi dan telor yang ia buat untuk menjadi sarapan Azgar, kekasihnya.

Senyumnya merekah tatkala matanya kini bertabrakan dengan si tampan Azgar. Kakinya melangkah dengan jemari yang menumpu piring berisi nasi dan telor ceplok. Memberikannya pada Azgar dengan perlahan. Amora kini ikut terduduk di samping Azgar.

Sementara itu, Tama dan Gendis yang memiliki kesibukan lain. Keduanya kini berpamitan dengan Amora, sekaligus Azgar. Untuk memenuhi undangan dari kantor Tama. "Ayah Bunda pergi dulu ya sayang. Kalau mau keluar jangan lupa dikunci pintunya, Bunda udah bawa kunci cadangan," ujar Gendis memeluk dan mencium kening Amora. Yang disusul oleh Tama memeluk dan mencium kening Amora.

Tama dan Gendis pula berpamitan dengan Azgar. Mengusap bahu lelaki itu. "Take your time with Amora, have fun!" ujar Tama pada Azgar. Yang dihadiahi anggukan oleh Azgar.

Lelaki itu tersenyum lebar. "Take care, Om, Tante!"

Seruan dari Azgar dihadiahi dengan acungan jempol oleh Tama. Keduanya kini telah pergi dari rumah yang menyisakan Azgar dan Amora.

AZGARAMORA [TERBIT]Where stories live. Discover now