part 47 (21+)

8.2K 99 7
                                    

Vera segera menahan ellena dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang meja, menahan tubuhnya yang hampir terjatuh.

Ellena seakan menggila, dengan kedua tangan mengunci kepala vera sehingga tidak bisa mengelak. Kecupan panas itu seakan menjadi saksi bagaimana ellena selama ini menahan hasratnya untuk mencium vera.

Vera tidak bisa bernafas, ellena tidak memberi celah sedikitpun. Terpaksa vera memberikan sebuah gigitan yang berhasil membuat ellena kesakitan.

"Jangan mempermainkanku" bentak vera setelah melepaskan diri.

"Aku menginginkanmu"

"Kamu bisa mencium barra sepuasmu"

"Bibirnya tidak selembut bibirmu"

"Brengsek" jawaban ellena terus menyakiti vera.

Darah mengalir dari bibir ellena yang terluka akibat gigitan vera.

Vera berniat membersihkan darah itu dengan ibu jarinya namun urung "kamu pantas mendapatkannya"

"Kamu bilang kamu tidak bisa melupakanku, tidak bisa melepasku, lalu bagaimana kamu bisa berakhir dengan mita dan pria itu"

"Bagaimana bisa kamu mengatakan itu setelah perlakuanmu padaku? Apa perdulimu, ini yang kamu inginkan.. aku mewujudkannya"

"Aku tidak bisa melepasmu"

Ellena bertahan selama ini karena tidak melihat vera, dia sangat merindukan vera namun hatinya tidak  gusar selama ini karena ellena tidak pernah membayangkan bagaimana jadinya jika vera pergi bersama orang lain.

Tidak melihat vera selama bertahun tahun membuat ellena cukup bisa mempertahankan diri. Namun setelah kembali bertemu, ketika vera sudah menyerah akan dirinya barulah ellena menjadi sangat ketakutan benar benar akan kehilangan vera.

"Jangan egois, aku muak"

"Aku mencintaimu"

Vera semakin marah ketika ellena begitu mudah mengatakan kata cinta "jika kamu mencintaiku, viola tidak akan pernah lahir di dunia ini"

Ellena kembali maju, mendorong vera ke dinding, kedua tangan ellena menutup akses gerak vera dari berbagai arah.

"Viola lahir, bukan atas kehendakku"

Dahi vera mengkerut dengan berbagai pertanyaan lain "apa maksudmu, Barra memaksamu?"

"Dia lelaki baik"

"Kamu bahkan membelanya"

Ellena kembali mencoba mencium vera.

"Aku akan menggunakan rekaman CCTV itu untuk mengancammu" ellena melihat ke atas tepatnya bagian belakang, ada sebuah cctv yang menyala di ruangan itu.

Namun tampaknya ellena tidak perduli, dia menjadi tidak terkendali dan berani.

Ellena mengangkat vera hingga duduk diatas meja dan menciumnya. Kali ini vera kalah, dia memang masig sangat mencintai ellena dan tergila gila padanya.

Sebenarnya sejak awal vera sudah cukup kesulitan menahan diri, tanpa berfikir panjang vera melingkarkan kedua tangannya di leher ellena dan membalas ciuman itu dengan lembut.

Tangan ellena mulai membelai leher vera kemudian meraba area dada secara bertahap.

"Hhhhh" vera mengatur nafas "jika kamu melakukannya, aku benar benar tidak akan melepaskanmu, bahkan aku akan terus mengejarmu tanpa perduli siapapun" sambil menahan tangan ellena yang mencoba melepas kancing kemejanya.

Ellena langsung menarik kuat kemeja vera, hingga kancingnya terlepas berjatuhan ke lantai sebagai balasan ucapan yang baru dia dengar.

Disini mata ellena bisa melihat belahan dada vera yang tertutup bra jauh lebih besar dari sebelumnya. Ellena semakin tergoda, gadis yang dia cintai sudah menjadi wanita dewasa yang cantik dan sexy.

Vera juga melepas cardigan yang dikenakan ellena sebagai luaran.

Ellena kembali mencium bibir vera, sementara tangannya dengan cekatan masuk ke sela pinggang dan melepas pengait bra ver vera dengan kilat.

"Sssh hhhh" spontan vera sedikit kaget ketika tangan ellena meramas payudaranya dengan sedikit kuat.

Kecupan ellena terus turun mendarat di leher vera dan menghisap kulitnya hingga meninggalkan jejak kemerahan, setelah cukup puas menikmati leher vera, bibir ellena turun kebagian yang cukup intim, vera tidak ingin membuang waktu dan langsung melumat puting payudara kanan vera dengan tangan kiri masih meremas payudara bagian kiri.

Vera memejamkan mata, tubuhnya seakan menerima aliran listrik.

Keduanya mulai tenggelam dalam hawa nafsu.

Tangan kanan ellena mulai turun, membelai paha ellena yang menggunakan rok pendek.

Ellena memeluk vera memindahkannya keatas sofa yang lebih lembut.

Bibir mereka kembali menyatuh, tangan ellena mulai masuk ke sela sela rok vera dan menyentuh are intimnya dengan lembut, dan melepas celana dalam vera dengan cepat.

"Hhhh aaahhh" tangan vera meremas bantal sofa ketikan ellena memasukkan satu jarinya ke dalam vagina vera yang sangat sempit.

Ellena terus memainkan jarinya sambil tetap mencium setiap jengkal tubuh vera tanpa terlewati.

Vagina vera yang semakin basah membuat ellena semakin bersemangat, vera mulai meraba dada ellena yang masih terbalut baju.

"Hhhhhhh aaaahhhhhh pelan.." ucap vera

"Hhh sakit??" Tanya ellena.

Vera mengangguk "mmm  aku sudah tidak pernah melakukannya.."

Ellena semakin senang, dia semakin bersemangat mengetahui bahwa vera tidak pernah berhubungan intim dengan siapapun.

Kali ini perlahan ellena menambah jarinya, membuat vera mengerang antara rasa sakit dan nikmat.

"Hhh kamu milikku vera..." sambil terus menggerakkan jarinya semakin cepat.

"Ahhhh aaaahhhh hhhhh" vera memeluk erat tubuh ellena

Malam itu sungguh menjadi malam yang panas untuk keduanya.

My SIN (GXG iam Lesbian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang