part 39 adanya

1.3K 66 2
                                    

"Benar, aku menyukainya dalam waktu yang sangat lama"

Sang ibu syok "sadarlah, katakan itu tidak benar"

"Aku sadar. aku, sangat menyukai ellena, bukan sebagai kakakku, tapi sebagai seorang wanita yang kusukai"

Plakkkk

Tanpa disadari tamparan mendarat di pipi vera, bukan hanya ellena yang kaget, sang ibupun tidak menyangka bahwa tangannya baru saja melukai anaknya.

Tangan ibu vera gemetar, dia merasa sangat kaget, dan kecewa. Ellena berusaha menenangkan namun sang ibu memilih pergi.

Ellena segera mengejar ibunya, sementara vera masih tercengang, rasa sakit dipipinya tidak sebanding dengan rasa sesak didadanya, vera terduduk dilantai, memegang dadanya yang terasa sakit, mereka lupa akan trauma kekerasan di masa kecil vera.

Setelah cukup lama ellena kembali "seharusnya kamu tidak berkata seperti itu kemama"

"Jadi ini salahku? Jika aku tidak boleh berkata jujur pada siapa lagi aku harus beekeluh kesah?"

Ellena terdiam, dia tidak memiliki solusi apapun. "Apa pipimu masih terasa sakit?" Memegang pipi vera.

Vera menepis tangan ellena "Pada akhirnya, aku tidak memiliki siapapun"

Suara kedatangan mobil terdengar, vera segera mengambil tas dan hpnya kemudian pergi.

Ellena mengejar dan sempat menahan vera di halaman rumah.

Mita keluar mendekati keduanya, vera segera menepis tangan ellena.

"Malam kak" sapa mita

"Malam dek, tolong.. jaga vera"

"Tanpa kak ellena meminta, saya pasti menjaganya dengan tulus"

"Dan maaf merepotkanmu malam-malam"

"Tidak sama sekali, tapi kak... jika kak elena tidak bisa membahagiakannya, bisakah kakak berhenti menyakitinya?"

Alis elena terangkat mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh mita.

Selama diperjalanan vera hanya diam, menatap kosong kearah jendela mobil sampai mereka tiba di rumah.

"Kita udah nyampe ver"

Vera segera bangun daru lamunannya dan turun, dia tidak membawa satupun pakaian.

Mita memberikan pakaian tidur miliknya "udah di cuci bersih kalau kamu mau"

Vera langsung mandi dan menggunakan piyama tidur, rumah itu memiliki 3 kamar namun satu kamar di jadikan ruangan melukis dan kamar lain dijadikan gudang karena mita biasa tinggal sendiri.

"Besok aku akan mengosongkan kamar sebelah"

"Tidak pelu, kamu keberatan kita tidur bersama?"

Mita menggeleng "aku takut kamu merasa tidak nyaman"

Vera juga menggeleng, mereka memiringkan badan menghadap satu sama lain.

"Terimakasih" ucap vera

"Untuk?"

"Semuanya, kamu tidak akan bertanya? Hal apa yang terjadi"

"Aku akan menunggu sampai kamu memberitahuku"

Vera diam sejenak, "aku berfikir kamu berhak tau, aku menyukai kakakku, dan ibuku baru saja mengetahuinya"

"Lalu? Apa ibumu baik-baik saja?"

"Dia marah, dan kecewa memiliki anak sepertiku"

"Dia hanya butuh waktu untuk memahamimu"

Mata mereka berdua bertemu "apa kamu tidak jijik?"

"Pada siapa"

"Padaku"

"Kenapa aku harus jijik"

"Aku seorang lebian, kamu mungkin tidak nyaman berada di dekatku"

"Aku sudah lama tau" sambil mengelus rambut vera.

"Bagaimana mungkin"

"Tatapanmu pada kak elena sangat tidak biasa"

"Bagaimana kamu bisa memahami itu?"

"Karena aku bisa merasakannya"

Vera tidak tau seberapa banyak mita tau tentang dirinya.



My SIN (GXG iam Lesbian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang