19. (b)

9.8K 1.9K 676
                                    

Ketika Kahliya membuka matanya lagi, apa yang masuk dalam pandangannya adalah langit-langit putih yang tidak akrab. Dia menoleh ke samping, lantas melihat seseorang meringkuk di atas sofa dengan selimut tipis yang menutupi setengah tubuhnya.

Ametys? Kenapa gadis itu ada di sini?

Di tengah kebingungannya, Kahliya lantas teringat apa yang terjadi. Tiba-tiba kepalanya sakit dan ia tidak bisa menahan erangan.

Ametys terbangun oleh suara itu dan melihat Kahliya sudah sadar. Dia segera memanggil orang yang bertugas di luar dan tidak lama kemudian, Albizia masuk bersama Heru.

Setelah serangkaian pemeriksaan yang teliti, Albizia akhirnya berkata bahwa kondisi Kahliya baik-baik saja. Itu hanya syok, dan semangatnya sedikit terganggu. Setelah istirahat yang baik, Kahliya akan kembali seperti sedia kala.

Ametys lega mendengarnya. Setelah Albizia pergi dan menutup pintu, Ametys akhirnya bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi? Mas Kahliya menelepon tadi malam, tapi tiba-tiba saja berbicara sendiri." Saat itu Ametys mendengarkan, tampaknya Kahliya tengah berbicara dengan seseorang, tapi dia tidak bisa menangkapnya dengan jelas.

Apa yang membuat Ametys cemas adalah, dia sempat mendengar teriakan tertahan Kahliya dan suara keras seperti sesuatu yang jatuh. Saat Kahliya tidak merespons, Ametys akhirnya menghubungi Egret.

Pria itu membawa beberapa bawahannya dan setelah mereka mengetuk pintu Kahliya tanpa ada jawaban, rumah itu terpaksa dibobol. Untungnya Slate paham bagaimana mengatasi perangkat keamanan di sekitar rumah, atau mereka mungkin sudah gosong karena disetrum saat ini.

"Maaf karena sudah merepotkan, dan terima kasih," ucap Kahliya setelah mendengar penjelasan Ametys kenapa ia bisa berada di markas AMAN. "Tadi malam, itu tiba-tiba mendatangiku," katanya.

"Siapa yang Mas Kahliya maksud?"

Kahliya menatap gadis itu, yang mungkin sudah bisa menebak, dan menjelaskan, "Pemilik karma itu."

Beberapa menit kemudian, ada lebih banyak orang di dalam ruangan, termasuk Januar dan paranormal lain.

Kahliya tetap bersandar di atas ranjang rawat, saat kemudian dia berkata, "Aku tahu di mana letak makam itu." Ucapannya bagai petir yang datang tiba-tiba dan mengejutkan semua orang. "Pemilik karma itu berkata bahwa jika aku ingin menyelesaikan semuanya, aku harus memulai dari sana."

"Menyelesaikannya?" Tohpati mengulang.

Semua orang sama ragunya dengan Tohpati, karena kata itu agak terlalu umum. Menyelesaikan bagaimana yang diinginkan belis tersebut?

Kahliya merenung sejenak. "Aku juga tidak yakin," ujarnya. "Hanya saja pemahaman itu terus ada di dalam kepalaku."

Sejak ia sadar tadi, Kahliya merasa ada yang berbicara di dalam kepalanya. Bukan sesuatu yang bersuara, melainkan seperti bimbingan melalui alam bawah sadar untuk menuntunnya melakukan hal tertentu. 'Suara' itu mendesak Kahliya untuk menemuinya, berkata bahwa itulah satu-satunya cara menyelesaikan karma ini.

Ametys akhirnya bersuara, menatap Kahliya dengan pandangan tak jelas, "Apakah itu bermaksud memintamu untuk berkorban?"

Sebenarnya bukan hanya Ametys yang berpikir demikian, juga banyak yang lainnya. Tidak ada hal yang mudah saat berurusan dengan karma seperti itu. Mereka berpikir bahwa belis tersebut mungkin ingin memberikan penawaran pada Kahliya, dan itu tergantung dia apakah ingin 'menyelesaikan' ini atau tidak.

Yang mereka takutkan, jika Kahliya menolak, itu akan bertindak di luar akal sehat dan menciptakan kerusakan seperti saat kematian Nabil. Akan tetapi, jika Kahliya menerimanya, mungkinkah mereka diam saja saat pria ini mengorbankan dirinya diam-diam?

Syahdan ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz