16. Sebuah Nama Berarti Harapan Untuk Pemiliknya (a)

10K 1.9K 715
                                    

Kahliya mungkin tidak menunjukkannya di permukaan, pria itu bahkan terlihat biasa saja, tapi siapa yang tidak kecewa saat keluarga kandung yang seharusnya paling dekat dengan kita justru menjadi penyebab hidup kita hancur.

Ametys yang tertekan karena nasib pria itu merasa sangat tidak nyaman. Jadi melihat jika masih ada banyak waktu dan itu juga terlalu awal untuk makan siang, Ametys berinisiatif mengajak Kahliya untuk bermain.

"Bermain? Apakah kamu punya tujuan?" tanya Kahliya.

Ametys teringat beberapa waktu lalu saat Lindy memposting fotonya bersama Varol yang bersenang-senang di taman hiburan. Sepertinya itu cukup menyenangkan dan dia sendiri belum pernah mencoba permainan tersebut.

"Mas Kahliya pernah mengunjungi taman hiburan?"

Kahliya menggeleng. Dia tidak memiliki seseorang untuk diajak bermain saat masih kecil, dan ketika beranjak dewasa, ia sibuk mengejar karir demi mewujudkan mimpinya. Jika dipikir-pikir saat ini, perjalanan masa lalunya memang cukup biasa saja. Kahliya sudah mengunjungi banyak lokasi, tapi tempat seperti taman hiburan yang sebenarnya mudah ditemukan, itu terasa jauh darinya.

"Belum," jawab Kahliya.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita pergi ke sana?"

Melihat mata gadis itu yang penuh harap, Kahliya tidak tega untuk menolak, sehingga ia menjawab, "Baiklah."

Jadi mobil itu melaju ke taman hiburan terbesar di kota tersebut. Saat mereka tiba, tempat itu telah ramai oleh pengunjung lain. Ametys yang memiliki tujuan untuk membuat Kahliya melupakan kejadian di rumah keluarga Hansa barusan dengan cepat membayar tiket dan menarik pria itu ke dalam, tidak membiarkannya mengeluarkan uang sepeser pun.

Mereka memulai dengan permainan kecil sebelum kemudian mencoba yang memacu adrenalin, hanya istirahat saat waktunya makan siang. Menjelang sore ketika keduanya sudah lelah, kecuali komedi putar dan permainan yang melibatkan air, mereka telah mencoba semua wahana.

Melihat Kahliya yang ikut bersenang-senang dan tampaknya telah melupakan mengalaman sial tadi pagi, Ametys akhirnya merasa puas. Saat mereka berencana pulang, dia melihat toko yang menjual berbagai aksesoris. Melirik Kahliya yang ternyata sedang menatapnya, Ametys terkejut sebentar, sebelum kemudian menariknya ke depan toko.

"Kita bermain sepanjang hari, tapi belum mengambil satu foto pun," ujar Ametys.

"Ya, tapi apa hubungannya dengan membeli ini?" Kahliya menatap bando yang dipegang Ametys dengan curiga.

Mata Ametys berkilat licik saat dia bergerak cepat dan memasang bando bertelinga kelinci di kepala Kahliya. Awalnya Ametys mengira itu akan aneh, tapi ... kenapa jadi terlihat imut? "Jangan dilepas!" Ametys menahan tangan Kahliya, menyambar satu bando lagi secara sembarangan untuk dirinya sendiri dan membayar dengan cepat, sebelum menarik pria itu. "Ayo, kita ambil foto bersama."

Melihat bando kodok hijau di kepala Ametys, Kahliya tidak bisa menahan tawa. "Memalukan melihat seorang pria besar sepertiku mengenakan ini," katanya, tapi masih tidak melepas benda itu itu.

"Tidak ada yang memalukan, Mas Kahliya masih terlihat tampan." Ametys buru-buru membantah. "Aku bahkan melihat Varol mengenakan yang jenis mahkota putri, itu baru aneh."

Kahliya melihat Ametys berbicara pada pasangan dan meminta bantuan salah satunya untuk mengambil foto mereka. Gadis itu setuju dan mengambil ponsel Ametys, sebelum kemudian mengarahkan mereka agar berdiri lebih dekat.

Kahliya melirik Ametys yang memasang senyum lebar, sebelum akhirnya mengangkat kepalanya dan tersenyum ke arah kamera.

Gadis yang mengambil foto itu sangat antusias, dia bahkan menyuruh mereka berganti gaya dua atau tiga kali sebelum mengembalikan ponsel tersebut pada Ametys.

Syahdan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang