14. Seperti Pasir yang Terlepas dari Genggaman (a)

10.8K 1.9K 493
                                    

Hari itu Ametys akhirnya tidak memiliki pekerjaan lagi di AMAN, jadi dia berencana untuk bertemu dengan Kahliya dan berdiskusi tentang cara menyelesaikan masalah pria itu.

Ametys tiba cukup pagi, ketika Kahliya baru saja selesai membersihkan rumahnya. "Maaf baru bisa menemui Mas Kahliya sekarang, situasinya agak kacau belakangan ini dan seseorang membutuhkan bantuan," katanya.

Kahliya mengajak Ametys duduk di ruang tamu dan menjawab, "Tidak apa-apa. Apakah ini ada hubungannya dengan orang-orang yang kamu temui di rumah sakit waktu itu?"

Ametys pulang seminggu lebih cepat dari jadwal, jadi sudah pasti ada masalah darurat di sini. Satu-satunya yang bisa Kahliya pikirkan menjadi alasannya adalah orang-orang misterius tersebut.

"Ya." Ametys mengakui. Dia kemudian menyebutkan sedikit tentang AMAN, tapi tidak menjelaskan lebih rinci karena organisasi itu tersembunyi dari publik. "Ini juga ada hubungannya dengan belis itu. Dari mereka aku tahu, ternyata selama ini ada mayat-mayat misterius yang ditemukan tewas dengan cara yang sangat aneh. Tubuh mereka dipenuhi dengan energi jahat dari belis, yang mengakibatnya banyakan masalah belakangan ini. Aku setuju bekerja sama dengan mereka karena dengan begitu, aku akan mudah mengakses beberapa informasi. Salah satunya adalah ini." Ametys meletakkan sebuah laporan yang dia minta dari Viper. Itu berisi profil dari korban dan juga penjelasan keterkaitan di antara mereka.

Kahliya membaca laporan itu sebentar dan mengernyit. "Mereka bisa dikatakan memiliki satu kesamaan, yaitu pernah berhubungan dengan perusahaan arkeologinesia milik Tristan Wuryanto? Tapi perusahaan itu ...."

"Ya, Grup Hansa adalah pemilik sebenarnya." Ametys menambahkan.

"Kamu berkata ... apakah ini ulah keluarga itu?"

"Aku tidak yakin apakah mereka sengaja atau tidak, tapi Mas Kahliya mungkin akan memiliki beberapa tebakan setelah membaca ini." Ametys mengeluarkan sebuah buku dari ranselnya dan menyerahkannya pada Kahliya. "Ini adalah petunjuk yang aku temukan."

Kahliya membuka buku itu dan terdiam, tiba-tiba merasa buta huruf.

Ametys yang melihat ekspresi tertekan pria itu langsung tersadar. "Maaf, aku lupa itu ditulis dalam bahasa kuno. Biarkan aku membacakannya."

Kahliya menyerahkan buku itu kembali, menjawab, "Terima kasih."

Kemudian, Ametys menjelaskan apa yang ada di dalam buku itu untuk didengarkan Kahliya. Kecuali metode membuat pemanggul karma, dia menyampaikan segala yang perlu, seperti bagaimana kutukan karma itu terbentuk, dan juga apa yang menyebabkannya muncul saat ini.

Meskipun mereka belum tahu tujuan dari belis itu, kehadirannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Mereka harus menghentikannya dan satu-satunya cara adalah menemukan keberadaan di mana belis itu. Kendalanya adalah, itu tidak bisa dicari, hanya dapat ditunggu.

"Jadi maksud kamu, satu-satunya cara untuk menghentikan itu adalah mengembalikannya ke tempat asalnya dan mengurungnya di sana?" tanya Kahliya. "Dan kemungkinan besar, tempat itu juga merupakan awal mula dari kutukan pemanggul karma ini dibuat?"

"Ya. Itu mungkin peninggalan dari leluhur keluarga Hansa." Ametys menebak, "Bisa jadi sebuah makam biasa atau bahkan mausoleum."

"Aku tidak yakin apakah keluarga Hansa memiliki tempat seperti itu." Tapi jika belis memang muncul dari sana, maka bisa jadi mungkin. "Itu tidak bisa dimusnahkan saja?" tanyanya setelah beberapa saat.

Ametys dengan tidak enak berkata, "Belis bukan lagi entitas yang bisa dihilangkan begitu mudah. Ribuan tahun kutukan karma, bahkan 100 paranormal belum tentu bisa melawannya." Gadis itu menutup buku di tangannya. "Meskipun berhasil saat bertarung melawan itu, sama saja seperti menang tapi kehilangan seluruh prajurit."

Syahdan ✓Where stories live. Discover now