7. (d)

11.3K 1.9K 294
                                    

Di Sabtu pagi, Ametys kebetulan selesai bersiap saat ponselnya berbunyi. Melihat siapa yang menghubungi, dia dengan cepat menjawab dan berkata, "Aku akan segera keluar."

Setelah mengunci pintunya dengan benar, Ametys berjalan ke pos satpam dan memberikan sekotak kue bolu yang dia terima dari Katya atas titipan Melisa. Meskipun Ametys suka makan, tapi dia tidak bisa menghabiskan begitu banyak dan khawatir itu akan rusak, jadi lebih baik berbagi dengan yang lain.

Ini bukan kali pertama satpam tersebut menerim makanan dari Ametys, jadi dia tidak canggung sama sekali dan hanya berucap, "Terima kasih, Mbak Ametys. Mau berjalan-jalan dengan pacar hari ini?" Satpam tersebut melihat seorang pria muda tampan yang familier berdiri di samping mobilnya, jadi ia menebak jika itu mungkin pacar Ametys.

Ametys tertawa mendengar itu. "Bukan, masalah pekerjaan," jawabnya sebelum berjalan pergi.

Kahliya tersenyum begitu melihat Ametys mendekat. "Apa aku terlalu cepat?"

Ametys membalas pria itu, "Tidak, ini waktu yang tepat."

Senyum Kahliya melebar saat ia membantu Ametys membukakan pintu penumpang, dan setelah menekan klaskon sekali untuk menyapa satpam yang melambai ke arah mereka, mobil putih itu akhirnya melaju pergi.

"Maaf karena menghubungimu secara mendadak sebelumnya, tapi kebetulan asistenku menemukan pemilik terbaru dari salah satu perhiasan itu, jadi aku dengan cepat meneleponmu untuk meminta bantuan," ujar Kahliya saat mobil itu berbelok ke jalan raya.

"Tidak masalah, aku bebas hari ini." Dengan penasaran Ametys bertanya, "Bagaimana Mas Kahliya meyakinkan pemilik perhiasan itu untuk membiarkan kita melihatnya?"

"Aku hanya perlu mengatakan bahwa aku adalah perancangnya," ujar Kahliya.

"Semudah itu?" Ametys bertanya heran.

"Semudah itu." Kahliya mengangguk. Ia dengan rendah hati menyembunyikan fakta jika pemilik perhiasan itu tampaknya adalah penggemarnya, karena ketika asistennya menghubungi si pemilik perhiasan dan berkata jika Kahliya ingin bertemu dengannya untuk membicarakan tentang perhiasan yang dia miliki, yang lain langsung setuju.

Mengikuti petunjuk yang diberikan asisten Kahliya, keduanya sampai sekitar 40 menit kemudian di alamat tujuan. Pemilik perhiasan mewah seperti itu sudah pasti dari kalangan atas, jadi ketika melihat jajaran rumah megah dengan halaman luas dan pagar tinggi di sepanjang jalan, Ametys hanya kagum tapi tidak kaget sama sekali.

Setelah melapor pada penjaga keamanan di depan rumah, Kahliya dan Ametys dengan cepat dipersilakan masuk. Seorang wanita tua elegan berusia sekitar 60 tahun duduk di ruang tamu, tersenyum ke arah keduanya.

"Tuan Kahliya, aku akhirnya bisa bertemu dengan Anda secara pribadi," sambut wanita itu dengan ramah. Dia berdiri dan menyalami Kahliya, sebelum kemudian melirik ke arah gadis di belakang pria itu, "Dan nona muda ini?"

"Nyonya Nitami, ini juga kehormatan untukku. Ini adalah temanku, namanya Ametys." Kahliya berkata dengan sopan. "Maaf karena mengganggu Anda begitu tiba-tiba."

"Mengganggu apa," bantah wanita bernama Nitami itu. Dia menyuruh keduanya duduk dan memerintahkan pelayan untuk menyiapkan minuman, sebelum kemudian bertanya, "Hari itu saat Anda menghubungiku dan berkata ingin melihat perhiasan yang aku koleksi, apakah ada masalah?"

"Ini mungkin sedikit tidak masuk akal, tapi Anda pasti sudah mendengar rumor tentang aku, bukan?" Kahliya kemudian berkata perlahan, "Itu sebenarnya tidak sepenuhnya salah, perhiasan yang aku rancang memang membawa ketidakberuntungan."

Ametys mengernyit dan dengan cepat membenarkan, "Bukan hasil rancanganmu, tapi karena perbuatan orang lain."

Kahliya menyembunyikan senyumnya sebelum menyetujui ucapan Ametys, "Itu benar." Melihat ke arah Nitami lagi, ia berkata, "Sekitar tiga bulan lalu, asistenku mengatakan bahwa ada laporan jika 'Agni Teja' memiliki masalah. Saat itu pemiliknya bukanlah Anda, dan mereka melaporkan jika sejak memiliki perhiasan tersebut, usaha dari keluarga itu mulai mengalami kerugian."

Syahdan ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon