CASAMIGOS: 4 - Sophia

Start from the beginning
                                    

Quality time kami bersama selalu dimulai dengan kami saling membantu membaluri sunblock di sekujur tubuh kami masing-masing. Setelah itu, kami berenang beberapa putaran untuk melemaskan otot-otot kami. Begitu kami kecapaian, kami minum red wine di lounger chair di tepi kolam sambil mengobrol soal banyak hal.

“Pria adalah makhluk paling sexy, Sophia,” ucap Ricardo setelah menyesap dari gelasnya.

Sexual atau sexy?” kataku terkekeh.

“Mungkin lebih sexual,” jawab Ricardo sambil tertawa, menyadari kekonyolannya.

Aku percaya Ricardo… Dia seorang male escort besar dengan berbagai klien kelas atas. Aku yakin dia memang sudah sering bertemu dengan begitu banyak orang dengan berbagai fantasi seks yang nyeleneh. Rich people are freaks. Pendapatnya sangat valid untuk hal begini.

Men are very sexual beings,” ucap Ricardo memulai lagi. “Apalagi para gay. Temanku pernah membawaku ke sebuah taman di pinggiran kota Amsterdam. Pria-pria di sana bisa saling berkenalan satu sama lain tanpa mengucapkan satu kata pun. Sebuah anggukan saja sudah cukup untuk membuat mereka bersama-sama ke semak-semak hingga salah satu dari mereka jongkok dan menghisap kemaluan pria yang lain. Pria sangat mengerti satu sama lain untuk masalah selangkangan… Seakan-akan, mereka punya bahasa sendiri yang tidak akan pernah bisa dipahami oleh wanita…”

“Berapa gelas wine yang sudah kamu teguk, Ricardo?” kataku terkekeh mendengar narasi vulgarnya itu padaku sambil menggodanya. “Why are you telling me this?

“Aku berusaha menemukan informasi yang serius disini,” ucap Ricardo lagi. “Maksudku, kamu tahu kan aku biseks? Aku mencintai penis sama besarnya aku mencintai vagina… Dan kamu adalah seorang wanita yang cantik, cerdas, dan cultured… Aku sama sekali tidak percaya tidak ada seorang laki-laki pun yang mencari perhatianmu…”

Aku pernah jatuh cinta…dengan seorang pria. Ignacio Morales…

[ … ]

Selama 12 tahun sudah aku meyakinkan diriku untuk tidak mempercayai pria karena trauma besar yang hampir membunuh jiwaku itu. Namun, perkataan Ricardo mungkin ada benarnya… Some men are very sexy…and definitely sexual… Setidaknya, begitulah cinta pertamaku…



 Namun, perkataan Ricardo mungkin ada benarnya… Some men are very sexy…and definitely sexual… Setidaknya, begitulah cinta pertamaku…

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Ignacio Morales

 

Namanya Ignacio Morales… Kami bertemu saat usiaku 19 tahun dan dia 39 tahun. Kamu tidak salah dengar… Perbedaan usia kami 20 tahun… Untungnya ini bukan sebuah kisah mengenai seorang gadis muda yang di-grooming seorang pria paruh baya yang bertindak sebagai predator. Semuanya terjadi sangat organik… Dan aku benar-benar jatuh cinta… Aku mengenalnya sebagai seorang mahasiswa doktoral di universitas bergengsi, National University of Singapore (NUS), jurusan Antropologi. Kami sama-sama suka membaca di jejeran meja taman di sekitaran gedung HDB kami di daerah Buona Vista. Kami sama-sama mahasiswa NUS. Bedanya, aku masih seorang mahasiswi S1 di jurusan Finance.  Pengacaraku di kampung halamanku, Johor Bahru, menyiapkan sebuah flat HDB di Buona Vista, dekat kampus NUS. HDB adalah sebuah gedung yang dibangun pemerintah dan disubsidi khusus untuk para warga di Singapura. Dengan menyewa sebuah flat HDB, aku bisa berhemat. Lagipula, kebanyakan penghuni di sini juga para mahasiswa dan mahasiswi seperti diriku. Ignacio Morales adalah seorang kurator museum asal Kolombia yang sedang mengambil cuti untuk mengejar gelar PhD untuk memimpin sebuah museum besar di daerah Marina Bay.

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now